SELAMAT DATANG SOBAT !!!! Terimakasih telah berkunjung ke ABADIORKES

1.03.2014

Penundaan Jadwal Pesawat: Cermin Ketidakprofesionalan atau Pencegahan?



Ini kali sejak 6 tahun aku bertahun baru di kampung halaman. 6 kali tidak tahun baru bersama keluarga, akhirnya di tahun 2014 bisa berkumpul bersama keluarga di Medan. Biasanya tahun baru bersama keluarga, namun selama 6 tahun di perantauan aku telah menemukan ‘saudara’ sehingga meskipun tidak bisa pulang ke kampung halaman selama 6 tahun untuk mengadakan tahun baru, namun bisa mengadakan tahun baru bersama keluarga di perantauan. Dan sekarang setelah kisah 6 tahun itu, akhirnya bisa berkumpul bersama keluarga di tahun baru 2014. Bisa berkumpul bersama keluarga sekarang ini mengadakan tahun baru, menjadi kado pertama di tahun 2014.


Ketika perjalanan menuju ke Medan, Senin 30 Desember 2013, ada cerita yang menarik di bandara, tepatnya di ruang tunggu terminal 1B, ruang B4 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Telah terjadi sedikit kekisruhan antara penumpang dengan petugas maskapai. Sebenarnya permasalahannya klasik, yaitu tertundanya jadwal penerbangan dengan maskapai L**N Air.  

Penerbangan pada awalnya dijadwalkan jam 6 sore. Namun hingga jam 6 kurang, tidak ada tanda-tanda pesawat akan berangkat, karena tidak ada pemberitahuan petugas maskapai agar para penumpang bersiap-siap memasuki pesawat. Tunggu punya tunggu, akhirnya suara petugas untuk penerbangan menuju bandara Kuala Namu, Medan menggema di bandara. Namun bukannya informasi untuk siap-siap menuju pesawat, melainkan informasi bahwa penerbangan ditunda selama 90 menit. Penumpang kecewa. Gerutu demi gerutu mengalir dari bisik penumpang.

Selama masa penantian, para penumpang diberi snack (makanan ringan) oleh pihak maskapai. Hal ini seperti yang tertulis di Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 49 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal dalam Negeri. Kekecewaan para penumpang diredam dengan sekotak makanan ringan. Meski terlihat kurang puas, namun para penumpang pasrah menunggu pemberangkatan sambil menikmati dua potong kue dan satu minuman gelas. Tunggu punya tunggu untuk kedua kalinya, terdengar lagi informasi dari petugas untuk para penumpang maskapai L**N Air jurusan Kuala Namu, Medan, kalau pemberangkatan ditunda selama kurang lebih 60 menit. Seketika para penumpang panas. Suasana yang dingin karena hujan akhir tahun di daerah bandara, bisa juga mendidih, karena amarah para penumpang. Konon setelah diamati, ternyata rata-rata para penumpang, termasuk saya adalah suku batak. Bukan primordial atau mau SARA, namun barangkali saudara-saudara bisa paham steorotipe suku batak. Dengan sekejap, para penumpang mencak-mencak dan langsung mengerumuni meja petugas. Para petugas dengan sabar (karena sudah sering melayani komplain para penumpang yang kecewa atas keterlambatan jadawal penerbangan), memberitahu alasan penundaan jadwal penerbangan.

Petugas memberitahu kalau alasan penundaan penerbangan pertama selama 90 menit dikarenakan pesawat dari Surabaya belum datang. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang kurang baik. Musim hujan sekarang, kumpulan awan hitam memang marak lalu lalang di horison, sehingga riskan menurut maskapai dan petugas penerbangan, melanjutkan penerbangan dengan kondisi awan yang kurang baik. Selanjutnya patugas memberi tahu alasan penundaan keberangkatan pesawat yang kedua selama 60 menit, dikarenakan sedang ada perbaikan teknis pesawat. Para penumpang protes. Alasan interupsi mereka yang paling mencolok adalah penundaan penerbangan mengakibatkan penumpang akan tiba di Kuala Namu, Medan larut malam. Sementara dari medan, rata-rata penumpang akan melanjutkan perjalanan via darat ke beberapa kabupaten-kabupaten yang cukup jauh jaraknya dari Kuala Namu. Mereka khawatir jika terlalu larut malam, mereka tidak akan bisa menemukan transportasi menuju tempat tujuan mereka yang notabene terletak di luar kota Medan. Namun sekali lagi, para petugas mencoba meredam para penumpang.

Setengah jam setelah pemberitahuan penundaan keberangkatan kedua, akhirnya para petugas menginformasi kalau penumpang tujuan Kuala Namu, Medan, bisa segera memasuki pesawat. Total durasi penundaan keberangkatan 2 jam, dan persiapan sampai terbang setengah jam, sehingga pesawat terbang meninggalkan daratan Soekarno-Hatta tepat jam setengah 9 malam. Pesawat berlogo singa itu, terbang dengan sisa gerutu para penumpang.

Ada Hikmah di Balik Alasan
Semua jenis transportasi memiliki risikonya masing-masing. Transportasi melalui laut, seperti menggunakan kapal laut atau transportasi darat, seperti menggunakan kereta api atau bis, sama risikonya dengan transportasi udara dengan menggunakan pesawat. Hanya saja dalam realitasnya, lebih banyak faktor yang menyebabkan risiko terjadi di pesawat terbang. Yang pertama adalah kondisi alam yang labil apalagi dengan fenomena perubahan cuaca dan iklim yang makin sering terjadi. Kondisi inilah yang membuat para petugas penerbangan memiliki perhitungan untuk menentukan bisa atau tidaknya, sebuah pesawat melakukan penerbangan. Kedua, sistem permesinan pesawat juga cukup kompleks, sehingga dibutuhkan maintanance dan pengecekan yang teliti terhadap kondisi pesawat. Apalagi sedikit saja terjadi kerusakan di bagian manapun dapat berdampak pada kelancaran penerbangan. Oleh karena itu setiap kali penerbangan, para teknisi akan memeriksa dengan seksama kondisi pesawat, sebelum diputuskan, layak atau tidak, sebuah pesawat terbang.

Sebenarnya kita harus menghargai setiap keputusan maskapai karena apa yang mereka tetapkan termasuk penundaan keberangkatan adalah demi keselamatan para penumpang. Logikanya, siapa sih yang ingin lama-lama? Karena ini akan mempengaruhi pemutaran income dan branding maskapai. Justru ini seharusnya menjadi catatan bagi pengembang pembuat pesawat terbang, agar bisa membuat dan menjual pesawat untuk digunakan di segala cuaca. Selain itu, setiap pembelian pesawat yang dilakukan maskapai hendaknya berdasarkan aturan permesinan layak pakai dan pesawat yang dibeli bukan pesawat yang rongsokan agar tidak mengganggu kelancaran penerbangan. Lebih lanjut pemerintah dapat mengawasi kelayakan pesawat yang digunakan oleh setiap maskapai penerbangan agar mencegah peristiwa yang tidak diinginkan.

Penundaan jadwal keberangkatan pesawat sudah barang tentu akan mengundang kesal dan gerutu. Namun sebagai masyarakat yang bijak, kita bisa lebih bersabar dan mengambil hikmat bahwa penundaan keberangkatan adalah upaya untuk meminimalisir dan menciptakan perjalanan yang lancar dan menyenangkan.  Semoga di tahun baru ini, transportasi udara kita bisa lebih baik, dan para penumpang bisa diberi kearifan dalam menyikapi penundaan jadwal penerbangan. Selamat Tahun Baru 2014.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ingin diskusi atau komunikasi lanjut, silahkan tinggalkan alamat e-mail teman.