O L E H :
MAHDALENA TARIGAN
071211920654
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sains merupakan hasil
kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan
dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan pengujian gagasan. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar
Sains adalah semata-mata mengumpulkan dan melafalkan fakta-fakta yang terjadi
dalam bentuk informasi atau meteri pelajaran.
Dewasa ini pelajaran
sains masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah dan kegiatan lebih
berpusat pada guru. Aktifitas siswa
dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang
dianggap penting. Guru menjelaskan hanya sebatas produk dan sedikit proses, salah satu penyebabnya adalah padatnya materi
yang harus dibahas dan diselesaikan berdasarkan kurikulum yang berlaku,
padahal dalam membahas sains tidak cukup hanya menekankan produk tetapi
yang lebih penting adalah membuktikan atau mendapatkan kepastian suatu teori.
Sains membangkitkan
minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang
tak habis-habisnya. Dengan adanya rahasia alam itu satu persatu dapat
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah sehingga membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar.
Jika dengan penggunaan
metode yang tidak sesuai maka pembelajaran sains tidak terwujud dan siswa
kebanyakan bermain-main, tidak semangat dalam belajar sehingga pembelajaran
tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
Pembelajaran sains
secara umum masih belum optimal dengan yang diharapkan. Menurut Bundu (2006:3) kelemahan pembelajaran
sains diindonesia yakni: masih banyak guru yang sangat menekankan pembelajaran
pada faktor ingatan, fokus penyajian dengan ceramah yang mengakibatkan kegiatan
sangat terbatas, tidak lebih dari mendengarkan dan menyalin.
Pendidikan sains seperti pendidikan pada umumnya memiliki peranan yang
sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembanga intelektual siswa oleh karena itu pendidikan sains sering
mengalami pengkajian ulang dan pembaruan untuk mencari bentuk yang paling
sesuai. Pembaruan dan pengembangan pendidikan sains selalu mengacu pada hakikat
sains itu sendiri dan disesuaikan dengan perkembangan siswa. Sehingga akan
membawa warna dalam praktek perkembangan sains di lingkungan sekolah.
Pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang menempatkan aktifitas
nyata siswa dengan berbagai objek yang dilihat dan dipelajari dan merupakan hal
utama yang perlu dikembangkan. Kesempatan
harus diberikan pada siswa untuk melihat langsung, belajar mengenai apa yang dinamakan
sains. Siswa dididik, di bimbing, diarahkan, dan dilatih untuk mengembangkan
kemampuan fisik (motorik) dan melatih penalaran untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Dalam hal ini siswa dengan sendirinya menginternalisasikan proses
pendidikan dan menjadikan siswa berdaya menggunakan pengetahuan yang mereka
dapat. Pendidikan sains bukanlah transfer pengetahuan guru sebagai sumber
pengetahuan dari guru kepeda peserta didik saja. Sebab kalau ini terjadi, pendidikan tidak
akan menghasilkan generasi terdidik dan berkualitas.
Pembelajaran
sains merupakan proses kontruksi pengetahuan (sains) melalui aktifitas
berpikir. Anak diberi kesempatan
mengembangkan pengetahuan secara mandiri melalui proses komunikasi.
Menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan yang akan mereka temukan.
Kondisi seperti inilah yang akan mampu menjadikan siswa berdaya, serta mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu pembelajaran sains lebih
tepat menggunakan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan perubahan
lingkungan. Pendekatan kontekstual (CTL) merupakan pembelajaran yang dilakukan guru dengan
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Menurut Suprijono (2010:79) menyatakan “pendekatan
kontekstual adalah konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarakannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan
pelajaran yang mereka pelajar”.
Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang memahami makna materi pelajaran yang
dipelajari siswa dengan menghubungkan materi pembelajaran dengan konteks
kehidupan siswa, sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan secara
fleksibel dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual
bahwa: “Pendekatan kontekstual merupakan suatu strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata
sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.”
Pembelajaran sains yang dilakukan SD 105324 Ujung Serdang kelas IV belum optimal karena guru masih
menggunakan pendekatan konvensional, artinya guru tidak menghubungkan materi
dengan kehidupan sehari-hari siswa, yang membawa siswa menjadi bosan dan tidak
suka pada pelajaran sains materi perubahan lingkungan yang akhirnya tingkat
daya serapnya menjadi rendah. Dari kenyataan yang terjadi di lapangan sebagian
siswa kurang berminat belajar tentang materi
perubahan lingkungan. Apa bila guru hanya menjelaskan materi pelajaran saja
tanpa membawa siswa ke lapangan maka dapat menyebabkan siswa bosan dan jenuh
dalam menerima pelajaran. Dalam observasi yang penulis lakukan di kelas IV SDN
105324, penulis melihat siswa kurang
termotivasi dalam belajar khususnya belajar sains materi perubahan lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, penulis memperoleh informasi mengenai nilai siswa
rata-rata hanya mencapai (<60,00) nilai ini jelas sekali masih jauh
dari yang diharapkan. Jumlah keseluruhan
siswa kelas IV SD 105324 adalah 32
siswa, dari hasil yang diperoleh data
sebagai berikut : 12 siswa memperoleh nilai >60,00 atau 37,5% siswa
yang tuntas belajar dan 20 siswa memperoleh nilai <60,00 atau 62,5%
siswa yang tidak tuntas belajar. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa, dapat
dikatakan bahwa hasil belajar siswa di kelas IV tergolong rendah.
Rendahnya hasil belajar siswa
disebabkan oleh beberafa faktor antara lain: Faktor dari diri siswa sendiri,
guru, dan sumber belajar. Faktor yang mempengaruhi siswa yaitu sebagai berikut:
siswa tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, siswa
malas belajar sains, siswa malas mengerjakan tugas, dan hampir setiap hari ada
siswa mendapat hukuman karena tidak mengerjakan tugas di rumah, siswa hanya
mengandalkan buku pegangan mereka untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru
sebagai tes penilaian untuk meningkatkan hasil belajar. Dan hasil yang
diperoleh dari tes ini tidak sesuai dengan harapan, karena siswa yang menjawab
tes yang diberikan oleh guru berdasarkan bahasa buku mereka hanya memahami teori materi, namun situasi
di lingkungan tidak dipergunakan oleh guru maka siswa kurang memahaminya. Hal
ini jelas tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran sains yang diharapkan yaitu
menghendaki adanya pemahaman sains mengenai perubahan lingkungan pada materi
berikutnya.
Faktor yang mempengaruhi guru yaitu,
guru sering memulai proses belajar
mengajar dengan menjelaskan tanpa memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada
siswa untuk berpikir atau menemukan sendiri. Faktor yang mempengaruhi dari
sumber belajar yaitu siswa hanya memiliki satu buku sains saja, tidak ada buku
referensi yang lain yang dimiliki oleh siswa dan siswa belum memiliki lembar
kerja (LKS). Menurut pengakuan guru, guru sudah berupaya semaksimal mungkin untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, namun tetap saja hasil belajar siswa rendah.
Dalam kegiatan belajar mengajar
keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat seperti: masih banyak siswa yang
bermain-main dalam belajar akibat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
kurang, masih ada siswa yang hanya duduk
diam saja tanpa merespon apa yang disampaikan oleh gurunya, siswa kurang
berminat dalam belar sains, guru menggunakan srategi pembelajaran hanya ceramah
saja, guru lebih aktif dari pada siswanya, kurangnya penguasaan murid terhadap
materi pelajaran sehingga prestasi belajar sains tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
Salah satu pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran sains materi perubahan lingkungan adalah dengan menggunakan
pendekatan kontekstual karena dalam materi perubahan lingkungan menghubungkan dengan
kehidupan sehari-hari siswa.
Atas dasar inilah peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran sains
materi perubahan lingkungan dengan mengangkat judul: “Meningkatkan Hasil Belajar
Sains Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual di Kelas IV SDN 105324 Ujung
Serdang TA 2010/2011”
1.2 Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat diindentifikasi adalah
sebagai berikut:
- Masih banyak siswa yang bermain-main dalam belajar akibat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran kurang,
- Masih ada siswa yang hanya duduk diam saja tanpa merespon apa yang disampaikan oleh gurunya
- Siswa kurang berminat dalam belajar sains
- Pada saat pembelajaran berlangsung guru hanya ceramah saja
- Dalam proses belajar mengajar berlangsung guru lebih aktif dari pada siswa
- Kurangnya penguasaan murid terhadap materi pelajaran sehingga prestasi belajar sains tidak sesuai dengan yang diharapkan.
1.3 Pembatasan Masalah
Dengan menggunakan
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Sains, dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada meteri pokok perubahan lingkungan di kelas IV SD 105324 Ujung
Serdang.
1.4
Rumusan Masalah
“Dengan menggunakan pendekatan kontekstual
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok perubahan lingkungan
di kelas IV SD Negeri 105324 Ujung Serdang TA 2010/2011”
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini
adalah“Untuk meningkatkan hasil belajar Sains dengan menggunakan pendekatan kontekstual
pada materi pokok perubahan lingkungan pada siswa kelas IV SD Negeri 105324
Ujung Serdang TA 2010/2011”
1.6 Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang
dapat diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:
1. Bagi
siswa
Agar siswa menghubungkan materi
yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswadan untuk menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari
2. Bagi
guru
Sabagai bahan masukan kepada guru untuk
memilih pendekatan yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi perubahan lingkungan
3. Bagi
sekolah
Sebagai bahan masukan kepada kepala
sekolah untuk mengambil kebijakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa SD.
4. Bagi
peneliti
Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian tentang pendekatan
kontekstual
semoga sukses bang.... :)
BalasHapusterima kasih kang...:)
Hapuswah ii mah masalah kehidupan nich... sukses selalu gan..
BalasHapusterima kasih gan....:)
Hapustolong mas share ke roy_hendi81@yahoo.com
BalasHapusterima kasih sebelumnya
silahkan follow terlebih dahulu blog ini mas...:)
HapusTulisan yang sangat menarik mas..
BalasHapusspirit young
BalasHapusMas Mnita dong file selanjutnya..
BalasHapusherlanggabaso@ymail.com