Nama: Christmas Timtim Silaban
NPM: 071211920665
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat
perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam
arti perbaikan pendidikan pada semua tingkatan perlu terus-menerus dilakukan
sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Sekolah merupakan lingkungan
pendidikan formal. Dimana terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan
terorganisir, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar-mengajar di kelas.
Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan positif menuju
kedewasaan, sejauh berbagai perubahan itu dapat diusahakan melalui usaha dalam
proses belajar mengajar.
Belajar akan menghasilkan
perubahan-perubahan pada diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh
perubahan yang terjadi perlu dilakukan penilaian. Begitu pula yang terjadi pada
seorang siswa yang mengikuti suatu proses pembelajaran di sekolah, harus selalu
dilakukan penilaian terhadap hasil belajarnya untuk mengetahuhi sejauh mana
siswa telah mencapai sasaran belajarnya.
1
|
Slameto (2010:1) dalam keseluruhan
proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak
didik.
Kemampuan belajar yang dimiliki
manusia merupakan bekal yang sangat pokok. Berdasarkan kemampuan itu, manusia
telah berkembang selama berabad-abad yang lalu dan tetap terbuka kesempatan
luas baginya untuk memperkaya diri dan mencapai taraf kebudayaan yang lebih
tinggi. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya agar mampu menghadapi
tantangan perkembangan zaman yang semakin kompleks sehingga tidak terlindas
oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Terkait dengan itu mutu pendidikan
pada jenjang sekolah dasar sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan,
terutama pada kualitas pembelajaran. Pendidikan tidak lepas dari pembelajaran,
dengan belajar setiap orang akan mengalami perubahan dan akan berkembang lebih baik, serta dapat mempertahankan
hidupnya di tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin jauh dan persaingan
yang ketat seperti sekarang ini.
Pendidikan yang mampu mendukung
pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan
potensi siswa, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan
problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani
maupun potensi siswa. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika
seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang
bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.
Karena pentingnya pendidikan bagi
setiap warganya. oleh sebab itu, Indonesia sebagai salah satu Negara yang
sedang berkembang juga mengatur masalah tentang sistem perundang-undangan
pendidikan nasional. Bahwa setiap warga
Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang layak
dan bermutu. Pendidikan dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan formal
yang harus dijalani oleh setiap warga Negara sebagai siswa untuk mengembangkan
potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan
nasioal dimana terdapat kurikulum yang mengaturnya.
Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidika nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Salah satu mata pelajaran yang dimuat
dalam kurikulum pendidikan sekolah dasar adalah IPS. Kurikulum ilmu pengetahuan
sosial disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan ilmu pengetahuna
sosial. Saat ini kesejahteraan bangsa tidak hanya bersumber pada sumber daya
alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi juga bersumber pada moda
intelektual, sosial dan kepercayaan.
Pada hakikatnya, materi pengetahuan
sosial merupakan suatu wahana pembelajaran yang diharapkan tumbuh seiring
dengan perkembangan peserta didik dalam melihat diri dan lingkungannya.
Pengetahuan sosial juga diharapkan dapat menjadi suatu penuntun bagi peserta
didik dalam menjawab pertanyaan dasar untuk mereka sendiri, seperti: siapa saya,
saya berada pada masyarakat apa, dan mengapa ada perubahan terjadi pada
masyarakat tertentu.
Tujuan pokok dari pengajaran
pengetahuan sosial yaitu: (a) memberikan pengetahuan kepada manusia bagaimana
bersikap terhadap benda-benda di sekitarnya, (b) memberikan pengetahuan kepada
manusia bagaimana cara berhubungan dengan manusia yang lain, (c) memberikan
pengetahuan kepada manusia bagaimana cara berhubngan dengan masyarakat
sekitarnya, (d) memberikan pengetahuan kepada manusia bagaimana cara berhubungan
dengan alam sekitarnya, (e) memberikan pengetahuan kepada manusia bagaimana
cara berhubungan dengan Tuhannya.
Salah satu pokok bahasan pada pembelajaran
IPS di SD kelas IV adalah mengenai koperasi. Inti dari tujuan pembelajaran ini
adalah agar setiap peserta didik dapat lebih mengenal lagi mengenai
pembelajaran koperasi yang ada dalam kehidupan sehari-hari, secara tidak
langsung diajarkan dan ditanamkan pemahaman nilai-nilai moral kepada anak didik
agar dapat berbuat baik kepada orang lain, terutama dengan orang-orang
disekitarnya.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 020276 Binjai Timur Tahun Ajaran 2011 pada
kelas IV semester genap telah ditemukan nilai rata-rata harian pada pelajaran
IPS. Nilai rata-ratanya masih tergolong rendah di bawah ketuntasan yaitu
berkisar 4,50 s/d 6,50. Padahal nilai standar IPS yang diharapkan oleh SD Negeri 020276 Binjai Timur adalah 7,0. Jumlah
siswa pada kelas IV adalah 33 siswa dimana laki-laki berjumlah 16 siswa dan
perempuan berjumlah 17 siswa. Dari 33 siswa hanya ada 5 orang atau (9,09%) yang
telah mencapai nilai ketuntasan sedangkan siswa yang belum mencapai nilai
ketuntasan berjumlah 28 siswa atau (84,84%). Dari semua siswa yang mengikuti
pelajaran di dalam kelas tidak semuanya berkonsentrasi belajar. ada berkisar 10
orang yang terlihat aktif dan merespon dari pelajaran yang disampaikan oleh
guru, sebagain hanya diam dan melamun. Diakhir kegiatan, guru memberikan
evaluasi sebanyak 5 soal untuk mengetahuhi sejauh mana siswa memahami materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Ternyata dari semua siswa hanya 5 orang
yang bisa menyelesaikan soal dengan benar, 15 orang hanya dapat menyelesaikan 3
soal dengan benar, 7 orang hanya dapat menyelesaikan 2 soal dengan benar, 6
orang lagi sama sekali tidak bisa menyelesaikan soal dengan benar.
Dari fakta ini dapat disimpulkan
bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam pelajaran IPS sehingga sebahagian
siswa beranggapan bahwa IPS merupakan pelajaran yang tidak diminati karena
dinilai membosankan dalam pelajarannya. Hal ini disebabkan oleh beberpa faktor,
diantaranya adalah: (1) Rendahnya kreativitas guru dalam menggunakan metode
pelajaran yang efektif seperti kerja kelompok, (2) pembelajaran IPS di kelas
masih berjalanan monoton, (3) selain itu masih ditemukan siswa sebagian besar
banyak melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak relevan dengan KBM. Seperti
berbicara dengan teman, tidur di dalam kelas dan melamun, (4) belum ada
interaksi yang baik antara guru dan siswa, (5) strategi yang digunakan dalam
pembelajaran kurang tepat.
Jika keadaan yang seperti ini terus
berlanjut maka akan menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap hasil belajar
anak, dan pada akhirnya prestasi belajar yang dicapai oleh anak kurang
maksimal. Dalam proses belajar- mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing, dan memberikan fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai
tujuan. Guru mempunyai tanggungjawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi
dalam kelas yang berkaitan dengan kesulitan belajar siswa.
Salah satu upaya yang dapat
dilakukan guru untuk membuat suasana kelas tetap hidup serta membangkitkan
semangat belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SD adalah menggunakan metode
kerja kelompok. Dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis seperti pada
zaman sekarang ini, metode kerja kelompok mendapat perhatian besar karena
memiliki arti penting dalam merangsang para siswa untuk berfikir dan
mengekspresikan pendapatnya secara bebas dan mandiri.
Berdasarkan uraian di atas maka
peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul :
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok Pada
Pokok Bahasan Koperasi Di Kelas IV SD Negeri 020276 Binjai Tahun Ajaran 2011”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah dikemukakan oleh peneliti, berkaitan dengan rendahnya hasil belajar
siswa dalam pelajaran IPS di kelas IV. Beberapa masalah yang dapat di
identifikasi adalah :
1.
Hasil belajar yang dicapai siswa dalam pelajaran IPS
pada pokok bahasan koperasi masih rendah.
2.
Dalam mengajar guru kurang melakukan pembelajaran yang
bervariasi, dan ceramah saja.
3.
Kurangnya aktivitas, keterampilan guru dalam membuat
dan menggunakan metode kerja kelompok.
1.3. Batasan Masalah
Dalam suatu penelitian perlu mengambil batasan masalah agar penelitian
ini mencapai sasaran yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode
Kerja Kelompok Pada Pokok Bahasan Koperasi Di Kelas IV SD Negeri 020276 Binjai”.
1.4. Rumusan Masalah
7
|
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: “ Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok Pada Pokok Bahasan Koperasi”
1.6.
Manfaat
Hasil Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.
Bagi siswa, untuk memudahkan siswa dalam memahami
pelajaran IPS yang diberikan oleh guru.
2.
Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa, dengan menggunakan metode kerja kelompok pada pelajaran IPS.
3.
Bagi sekolah, dapat menambah metode pelajaran IPS
dengan menggunakan metode kerja kelompok.
Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk melakukan metode kerja kelompok dalam setiap pelajaran IPS.Bagi teman-teman yang ingin mengetahui Bab-bab selanjutnya dari Skripsi ini, silahkan mengisi kolom komentar...:)
wah saya ga tau kelanjutanya.. :)
BalasHapuscuma bisa nyimak aja sobat.. :)
kalau mau tau kelanjutannya, silahkan kirim e-mail yang bisa dikunjungi supaya dikirim kelanjutan babnya sob..:)
BalasHapuspancarolanda14@gmail,com
Hapusthe next
BalasHapusMetode belajar kerja kelompok bagus ya untuk melatih anak dapat bekerja sama dgn orang2 yg berbeda....
BalasHapusterima kasih atas kunjungannya :)
Hapusnext
BalasHapus