Lombok tak Sepedas Sambalnya
Ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) ke XI tahun ini dilaksanakan di Mataram, Nusa Tenggara Barat tepatnya di Pulau Lombok. Dan peserta yang hadir berasal dari seluruh provinsi se-Indonesia. Dan setelah beberapa hari menikmati alam Lombok –Nusa Tenggara Barat, ternyata ada sebuah contradictio in terminis. Berita yang santer terdengar belakangan ini tentang NTB adalah kasus kekerasan HAM yang terjadi di Bima. Barangkali tidak sedikit yang mengetahui atau setidaknya mendengar berita tentang kasus Bima, NTB. Namun isu kegusaran yang pernah terjadi tersebut akan luruh setelah melihat betapa indahnya pulau Lombok ini. NTB yang sempat diterpa isu tersebut ternyata tidaklah se’gelap’ seperti yang diberitakan di televisi atau di media-media cetak.
Bagaimana tidak?
Ketika hari kedua saya berada disini, saya melihat begitu banyak pantai nan indah dan puncak-puncak bukit nan teduh. Betapapun indahnya pantai Kuta, Bali ataupun teduhnya puncak-puncak di Bogor, namun ketika di Pulau Lombok NTB ini, semua kompleksitas antara indah pantai dan teduh puncak bisa dinikmati dalam satu pulau, Lombok. Ombak berlari menghampir bibir pantai, seperti mengajak kita untuk berendam di pantai Senggigi (salah satu pantai di Lombok). Selain itu masih banyak pantai yang tak kalah indahnya. Belum lagi puncak-puncak yang dipenuhi dengan vila dan resort berdiri megah di bukit-bukit yang ada di pulau ini.
Selain itu, masyarakat disini pun ramah-ramah. Tidak sepedas sambal Lombok, masyarakat Lombok tidak menunjukkan sikap arogansi dan sangat terbuka kepada masyarakat pendatang.
Maka kadang-kadang kita akan berpikir sejenak apakah ini benar-benar Lombok, NTB atau ini seperti surga dalam sebuah Negara.
Seharusnya pemerintah (baik daerah ataupun pusat) segera melihat ini sebagai potensi besar khususnya di bidang pariwisata. Tanpa mendiskreditkan wilayah lain, Lombok bisa mengalahkan ketenaran Bali sebagai pusat pariwisata yang konon katanya terkenal sampai negeri Paman Sam.
Oleh karena itu, perlu adanya rekonstruksi yang optimal untuk meningkatkan pariwisata di pulau ini agar menjadi sumber pendapatan anggaran pemerintah. Dan semuanya tentunya kembali ke pemerintah itu sendiri apakah menganggap potensi ini sebagai peluang atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ingin diskusi atau komunikasi lanjut, silahkan tinggalkan alamat e-mail teman.