SELAMAT DATANG SOBAT !!!! Terimakasih telah berkunjung ke ABADIORKES

6.08.2012

TUGAS MATA KULIAH ZOOLOGI INVERTEBRATA

Yang terjadi pada bagian ekor setelah bagian ekor diputuskan ekornya yang diputus akan bergerak-gerak. Ekor cicak akan tumbuh kembali untuk menggantikan ekor yang sebelumnya sudah terpuus. Bagian ekor yang sudah terputus dapat bergerak – gerak karena fungsi ekor bagi cicak yaitu saat ekor terputus maka dapat menarik perhatian musuh sehingga cicak dapat lari dan selamat dari bahaya.Cicak biasanya Cuma mampu menyerang diantara sesama cicak misalnya dua cicak jantan memperebutkan satu betina, atau jika mengintai satu sasaran untuk dimakan. Teknik bela diri yang dimiliki Cicak cenderung pasip yaitu melarikan diri maupun bersembunyi jika ada predator yang muncul, adapun tehnik lain yang dimiliki yaitu tehnik melepaskan ekor, Cicak akan melepaskan ekornya dengan tujuan untuk mengecoh lawan, ekor yang dilepaskan masih bergerak-gerak dan menarik perhatian lawan agar lawan mengejar dan menyerang ekor yang dilepaskan tersebut sehingga badan cicak akan lolos dengan melarikan diri

 
Peristiwa putus dan lepasnya sebagian atau seluruh bagian ekor secara spontan apabila hewan tersebut dikejar atau ditangkap ekornya disebut dengan autotomi . Mekanisme perlindungan diri dengan cara autotomi ekor ini tidak terjadi pada hewan-hewan yang ekornya berfungsi khusus, misalnya untuk berenang, berpegangan pada ranting atau dahan, dan keseimbangan.
Pada cicak, kadal, dan tokek, setelah mengalami autotomi akan diikuti proses regenerasi sehingga tumbuh ekor baru dengan ukuran dan bentuk yang hampir sama dengan ekor aslinya
dan yang menarik dari proses regenerasi adalah walaupun luka belum sembuh sempurna, empat hari setelah autotomi di bagian depan permukaan luka telah terjadi pertumbuhan sel ependima yang melapisi canalis centralis medulla spinalis. Keadaan ini menunjukkan bahwa sebelum terbentuk blastema, medulla spinalis sudah mulai tumbuh dalam bentuk tabung ependima.
 
Menurutnya pula, peran medulla spinalis dalam regenerasi ekor didasarkan atas kemampuan medulla spinalis fase penyembuhan luka dan diferensiasi awal dalam memicu angiogenesis. Medulla spinalis pada fase-fase regenerasi tersebut diduga memiliki substansi yang berperan sebagai faktor pemicu angiogenik (angiogenic promoting factor). Beberapa zat aktif yang diduga terlibat regenerasi, misalnya growth factor yang spesifik, antara lain, angiogenic promoting factor yang masih perlu diungkap perannya “.

Regenerasi ekor cicak :
Ekor cicak memiliki bentuk yang panjang dan lunak yang memungkinkan untuk bisa memendek dan menumpul. Ekor akan mengalami regenerasi bila ekor tersebut putus dalam usaha perlindungan diri dari predator.
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada cicak dengan memotong ekornya, setelah diamati selama empat minggu, ternyata bagian ekor yang telah dipotong mengalami pertumbuhan. Ekor yang putus tersebut tumbuh tetapi tidak dapat sama seperti semula. Pengamatan pada minggu pertama ekor cicak bertambah 0,5 cm, minggu kedua 0,1 cm, minggu ketiga 0,4 cm, minggu keempat 0,5 cm. Pertumbuhan ekor cicak yang mengalami regenerasi lebih pendek daripada ekor semula. Karena panjang ekor yang dipotong sepanjang 5 cm sedangkan panjang ekor regenerasi hanya 2 cm.
Menurut Morgan (1989), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah temperatur, proses biologi dan faktor bahan makanan. Kenaikan dari temperatur, pada hal tertentu, mempercepat regenerasi. Regenerasi menjadi lebih cepat pada suhu 29,7o C. Faktor bahan makanan tidak begitu mempengaruhi dalam proses regenerasi.

Regenerasi melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab yang bersifat sebagai pelindung.
2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka, di bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit.
3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-selnya mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma menyempit.
4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari penimbunan sel-sel diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel-sel pengembara akan berproliferasi membentuk blastema.
5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.
6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim dapat menumbuhkan alat derifat mesodermal, jaringan saraf dan saluran pencernaan. Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi dengan struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya.

Seekor ular korba melumpuhkan mangsanya dengan menggunakan “Bisa” yang dihasilkan dari tubuhnya, jelaskan mekanisme keluarnya bias dari tubuh ular ?

Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di dalam kepala ular. Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa yang memiliki lubang pada ujung bawahnya. Khusus pada jenis Naja naja (ular Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring, sehingga ular-ular jenis ini dapat menyemburkan/menyemprotkan bisanya.
Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia. Bisa pada ular berfungsi selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya, juga membantu sistem pencernaan.

Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh menjadi sasaran racun ular :
 a. Neurotoxin
      - Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
       - Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan
      - Kerusakan pada pusat otak
       - Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk
  b. Haemotoxin
       - Menyerang darah dan sistem sirkulasinya
      - Terjadi haemolysis
       - Transport O2 ke tubuh terganggu, terutama metabolisme sel
Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain: jantung, ginjal, otot, sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain. ular berbisa adalah ular berkeklenjar ludah yang menghasilkan bahan beracun untuk mangsanya yang disebut bias ular. Didalam mulut ular terdapat sepasang taring yang berukuran besar dan beralur kebawah ke satu sisi. Tepat diatas taring ini ada celah yang menuju kekelenjar pembuat bisa. Jika ular bertaring menggigit, bisanya menetes lewat alur keluka dari gigitan taring itu. Pada kobra, taringnya ada di mulut bagian depan, disebelah rahang atas. Seberkas otot mengelilingi kelenjar pembuat bisa, sehingga ketika ular menggigit otot-otot itu akan memijat kelenjar untuk mengeluarkan bisa ke taring dan keluar dari ujungnya.

Ular dapat memakan mangsa yang ukuran tubuhnya lebih besar dari ukuran mulutnya karena :
Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalanya, karena pada rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk segiempat, sehingga mulut ular dapat menganga 180ยบ dan didukung oleh rahang bawah yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis.
Rahang ular dibangun oleh 4 elemen, bukan 2 elemen. Rahang ini melekat dengan longgar pada ligament sehingga dapat meregang pada waktu memakan mangsanya. Sisi rahang atas tidak menyatu dan di bagian belakang dasar rahang terdapat tulang tambahan yang turun ke bawah sehingga kedua bagian rahang dapat terbuka lebar, mangsa pun bisa masuk ke dalam leher. Rahang bawah ular juga tidak menyatu satu sama lain antara kiri dan kanan. Karena rahang ular yang terpisah atau tidak menyatu mengakibatkan ular dapat memakan mangsa yang ukuran tubuhnya lebih besar dari ukuran tubuh ular itu sendiri.
 Sesudah masuk ke dalam leher, mangsa masuk ke dalam perut.
Di bagian perut terdapat tulang iga. Tulang iga ular tidak menyatu dengan tulang dada seperti pada manusia, sehingga tulang iga dapat membentang dan memungkinkan makanan turun ke dalam perut. Lantas pemrosesan si mangsa dalam tubuh ular juga didukung oleh otot-otot yang kuat dan kompleks.
Beberapa hal yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi, diantaranya :
1.         Ular memiliki pertautan ujung 2 mandibula oleh ligamentum yang elastis.
2.         Tulang kuadrat bebas dari tulang kepala dan mandibulla
3.         Tulang langit-langit dapat bergerak bebas sehingga mulut dapat terbuka lebar.
4.         Tidak ada tulang dada (Sternum) dan rusuk-rusuk bebas sehingga dada dapat dilatasi.
5.         Kulit lunak dan elastic
6.         Esophagus dan lambung dapat melebar.

Eksdisis yaitu peremajaan lapisan kulit lama yang sudah mati atau rusak kemudian berganti dengan sel kulit yang baru. Adapun proses eksdisis pada seekor ular sebagai berikut:
1. warna kulit berangsur mulai menjadi kusam dan kering
2. pandangan mata juga berangsur mulai keruh atau berwarna biru dan akhirnya diselimuti oleh selaput berwarna putih
3. setelah beberapa hari pandangan mata berangsur-angsur menjadi terang atau jernih kembali
4. bentuk dan warna kulit berangsur-angsur juga menjadi jernih dan terang.
5. Lapisan kulit lama mengelupas dibantu oleh bergeseknya dengan permukaan kasar, sampai akhirnya terlihatlah kulit barunya yg terlihat bersih segar dan mengkilat. 

Mekanisme terjadi eksdisis yaitu sebagai berikut:
Dalam persiapan untuk ecdysis, reptil menjadi tidak aktif untuk jangka waktu tertentu, mengalami apolysis (pemisahan dari exoskeleton lama dari sel-sel epidermis yang mendasari). Untuk kebanyakan organisme, masa istirahat adalah tahap persiapan selama sekresi cairan dari kelenjar molting lapisan epidermal dan melonggarkan dari underpart dari kutikula terjadi. Setelah kutikula lama telah terpisah dari epidermis, mencerna cairan disekresi ke dalam ruang di antara mereka. Namun, cairan ini tidak aktif sampai bagian atas dari kutikula baru telah terbentuk. Sedangkan kutikula lama sedang dicerna, lapisan baru dikeluarkan. Semua struktur cuticular adalah gudang di ecdysis, termasuk bagian dalam dari exoskeleton, yang meliputi lapisan terminal dari saluran pencernaan dan dari tracheae jika mereka hadir. Lalu, dengan merangkak gerakan, yang pharate hewan mendorong maju dalam tua shell yg menutupi , yang memecah di bagian belakang yang memungkinkan hewan muncul. Seringkali, ini retak awal disebabkan oleh peningkatan tekanan darah dalam tubuh (dalam kombinasi dengan gerakan), memaksa ekspansi di perusahaan exoskeleton , yang mengarah ke sebuah crack akhirnya yang memungkinkan untuk organisme tertentu seperti ular untuk melepaskan diri. Setiap tahap perkembangan serangga antara moults disebut instar , atau stadion. Endopterygota cenderung memiliki beberapa instar (4-5), sedangkan serangga lain seperti Exopterygota dapat memiliki sampai 15 di mana saja. serangga Endopterygota memiliki lebih alternatif untuk molting, seperti perluasan kutikula dan runtuhnya kantung-kantung udara untuk memungkinkan pertumbuhan organ internal. Proses molting pada reptil dimulai dengan pemisahan kutikula dari sel epidermis yang mendasari ( apolysis ) dan berakhir dengan penumpahan kutikula lama (ecdysis). Dalam banyak dari mereka itu diprakarsai oleh peningkatan hormon ecdysone . Hal ini menyebabkan hormon:  apolysis - pemisahan kutikula dari epidermis. ekskresi dari kutikula baru di bawah tua. degradasi kutikula lama   Setelah apolysis , cairan molting disekresi ke dalam ruang antara kutikula lama dan epidermis (yang exuvial spasi), ini mengandung enzim aktif yang diaktifkan hanya setelah baru epicuticle disekresi. Hal ini untuk mencegah mereka dari mencerna baru procuticle seperti yang ditetapkan. Daerah bawah kutikula tua - endocuticle dan mesocuticle - kemudian dicerna oleh enzim dan kemudian diserap. The exocuticle dan epicuticle menolak maka pencernaan dan gudang di ecdysis. 

Bagaimana sistem pencernaannya dapat menampung dan mengolah makanan yang ukurannya lebih besar dari ukuran tubuh ular itu sendiri ? system pencernaan pada ular berupa saluran lurus darimulut ke anus. Esophagus dan lambung dapat melebar atau berbentuk memanjang sesuai dengan kondisi. Ketika mangsanya memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari tubuh ular maka organ pencernaan akan menyesuaikan ukurannya dengan ukuran mangsanya dan ular memiliki ukuran yang lunak dan elastic sehingga tidak sulit bagi ular untuk melakukannya.

2 komentar:

Jika ingin diskusi atau komunikasi lanjut, silahkan tinggalkan alamat e-mail teman.