Setelah menjenguk
saudara yang sakit karena kecelakaan motor sekitar jam setengah 11 malam
pertengahan bulan Juli ini, terletak di dekat Bundaran Rajabasa, yang menjadi
pintu kota Bandarlampung, kami makan bersama di warung pecel lele dekat apotik
yang telah tutup. Saya dan 3 orang teman saya memang belum makan malam,
sehingga kami mampir ke warung pecel lele, untuk mengisi perut. Di warung
tersebut, selain dikenyangkan dengan makanan dan sambal terasi, kami juga
kenyang dengan diskusi hangat tentang praktek illegal di dunia kedoteran
seperti penjualan obat bekas atau mall praktek
yang sering dilakukan dokter, sampai kisah over
dosis seorang pasien karena diberi perawat obat yang berlebihan. Dan kebetulan
nenek dari salah satu teman saya pernah mengalami kasus over dosis di salah satu rumah sakit yang akhirnya telah berpulang
sekitar dua bulan yang lalu di Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Setikdanya kami
berdiskusi selama satu jam lebih. Ujung jarum-jarum jam pada waktu itu pun
hampir menuju atas. Dan karena malam telah pekat, kami putuskan untuk
mengakhiri diskusi dan pulang ke kosan masing-masing. Namun sebelum pulang, karena
lembar-lembar Bank Indonesia sudah tidak ada di dompet, aku putuskan untuk
mengambil beberapa lembar di mesin ATM yang lokasinya tidak jauh dari warung
tempat kami makan. Aku pun ditemani mengambil uang di mesin ATM itu dengan 3
teman tersebut. Namun, ketika hendak ngambil uang di mesin, hampir saja saya
dijebak oleh oknum yang ingin mengambil uang di ATM saya. Untungnya, hal itu
tidak terjadi karena oknum tersebut tidak berhasil mempengaruhi kami.
Dan ceritanya berawal dari:
Ketika hendak
memasukkan kartu ATM di dalam ruang mesin ATM, hal yang aneh sudah terasa.
Tempat memasukkan kartu ATM sedikit kesat sehingga awalnya kartu ATM ku tidak
bisa masuk ke dalam secara normal. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dengan
tinggi sekitar 168 cm, agak gemuk dan rambutnya hitam, usianya seikitar 30-an
tahun. Dia langsung masuk ke ruang mesin ATM sementara aku masih kebingungan
karena kartu ATM-ku tidak bisa masuk-masuk ke dalam mesin. Lalu laki-laki yang
masuk tadi mengambil kartu ATM-nya yang kebetulan tinggal di atas mesin.
Namun, bagaimana mungkin kartu ATM bisa
tertinggal di atas mesin ATM?
Kalau itu tadi
kunci atau HP, barangkali masih logis. Namun kalau kartu ATM, sepertinya kurang
masuk akal dibuat di atas mesin. Dan inilah awal kecurigaan saya. Lalu dia
menanyakan kepada saya: “kenapa, mas?” “Masukin kartunya agak susah,mas.”:
jawabku. Lalu dia memasukkan kartu ATM miliknya yang diambilnya tadi dari atas
mesin. Setelah dimasukkan ke lubang kartu, ternyata kartu ATM-nya bisa masuk
dengan normal. Lalu dia menyuruhku memasukkan kartu ATM-ku kembali. Namun tetap
saja tidak bisa. Lalu dia menyarankan agar dipaksa memasukkan kartu ATM-ku.
Lalu aku mencoba memasukkan dengan sedikit tekanan, namun tetap saja tidak
bisa. Lalu tiba-tiba laki-laki tersebut malah menekan-paksa kartu ATM-ku .
Setelah ditekannya hingga kartu ATM-nya nyangkut, dia berkata:”Tunggu saja beberapa
menit mas, nanti pasti kartunya masuk sendiri ke dalam.” Lalu di pergi
meninggalkanku sendirian di ruang mesin ATM.
Setelah laki-laki
tersebut pergi, ada laki-laki kedua, yang postur tubuhnya lebih pendek dari
laki-laki pertama, tingginya kira-kira 150 cm dan badannya kurus proporsi.
Awalnya dia menunggu beberapa menit di luar, kemudian masuk ke dalam ruang ATM,
dan bertanya padaku: “Kenapa mas?” lalu aku menjawab: “Kok kartunya gak bisa
keluar mas?”kemudian dia menyuruhku untuk menahan tombol enter + Cancel lalu
menekan angka “0” empat kali. Namun tetap saja kartuku tidak keluar-keluar.
Kartu itu tetap nyangkut di lubang kartu ATM. Kemudian dia menyuruhku
menghubungi no teleponn kantor BNI yang ada di mesin ATM. Call center itu tepat berada di atas layar mesin ATM dibalut stiker
putih. Tetapi aku tidak langsung menghubungi no itu. Aku langsung memanggil
temanku yang menunggu di luar. Mereka pun datang. Lalu sekali lagi laki-laki
kedua itu menyuruh kami menghubungi call center BNI. Tetapi tiba-tiba salah
seorang teman saya mengatakan “jangan menghubungi no yang di atas layar mesin.
Karena BNI tidak pernah memiliki call
center yang dibuat di atas layar mesin apalagi dibalut dengan stiker putih.
Kalau mau menghubungi operator BNII, hubungi saja yang no telepon ada di
dinding fiber yang diukir. “
Lalu, kami mulai
mencoba menghubungi operator BNI. No telepon yang kami gunakan bukan yang ada
di stiker putih, melainkan di tembok fiber resmi yang terukir itu. Perlahan pun
laki-laki tadi keluar. Lalu tidak beberapa teman saya melihat dia masuk ke
dalam mobil AVP hitam. Temanku juga sempat melihat beberapa orang di dalam
mobil itu. Kemudian mobil itu melaju dan pergi meninggalkan kami dengan
kebingungan mencabut kartu ATM. Ketika saya mencoba menghubungi call center BNI, mereka mengatakan kalau
ingin diblokir, saya harus menyebutkan no KTP atau no rekening. Karena
kebetulan KTP dan buku tabungan saya tidak dibawa, sehingga pihak BNI agak
kesulitan memblokir kartu ATM saya. Oleh karena itu, saya pun pulang sebentar
ke kosan untuk mengambil buku tabungan untuk memberitahu kepada pihak BNI kembali, agar kartu ATM-ku
diblokir. Dan setelah saya pulang lalu kembali ke mesin ATM yang berjarak
sekitar 5 km dari kosan, saya melihat dari kejauhan ada mobil di sekitar mesin
ATM. Dan ketika sampai di mesin, saya melihat ada dua petugas BNI yang telah
membongkar mesin untuk mengambil kartu saya. Teman saya langsung menghampiri
dan mengatakan kalau kartu saya sudah diambil oleh petugas BNI. Lalu saya menyapa
dua petugas itu. Mereka mengatakan kalau di dalam mesin itu selain kartu saya
yang nyangkut (ketelan), ada satu kartu lagi yang sudah nyangkut sebelumnya.
Dan yang membuat saya lebih kaget lagi, kalau di dalam lubang ATM, ada korek
yang sengaja dimasukkan agar ATM yang akan dimasukkan ke dalam tidak bisa
masuk. Lalu pegawai BNI tersebut mengatakan kalau, saya hampir saja kena tipu
oleh dua orang tadi. Kalau saya sampai menghubungi no telepon yang ada di
stiker putih, di atas layar mesin ATM, saya akan diminta no PIN ATM. Dan kalau
sudah diminta, yang saya telepon akan mengatakan kalau kartu ATM sya sudah
diblokir. Padahal yang saya telepon BUKAN pegawai/operator BNI. Sehingga ketika
saya sudah merasa bahwa kartu ATM saya diblokir, saya akan pulang dan para
penjahat itu akan mengambil kartu ATM saya, lalu mengambil uang yang ada di
dalam. Mereka dengan leluasa akan mengacak-ngacak isi di dalam ATM, karena
mereka sudah mengetahui no PIN ATM. Ini adalah kejahatan yang termobilisasi dan
termanajemen dengan rapi. Ini adalah kejahatan tim. Pertama, ada orang yang mempraktekkan kalau
mesinnya aman-aman saja lalu memaksa kita memasukkan kartu ATM. Kedua, ada orang yang menyuruh kita
menghubungi no di stiker putih yang ada di atas layar mesin ATM. Ketiga,
ada orang yang akan mengambil kartu ATM kita yang nyangkut, karena kita biarkan
teronggok, lantaran kita merasa kalau kartu ATM kita sudah terblokir. Dan keempat,
satu lagi, ada supir yang khusus untuk mengemudikan kendaraan (biasanya mobil)
para pelaku.
Andai saja saya
menghubungi no di stiker putih, atau andai saja saya mengambil uang sendirian,
atau andai saja saya tidak tenang menghadapi situasi yang gulanah tersebut,
atau andai saja HP saya tidak lobet saat itu, barangkali semua isi di dalam
kartu ATM yang sebenarnya tidak banyak itu, bakal menyisahkan digit yang paling
minim.
Ternyata modus
penipuan dan perampokan halus di mesin ATM biasanya dilakukan oleh orang-orang
yang tidak disangka-sangka. Penampilan mereka yang modis, membuatakan
kecurigaan kita. Oleh karena itu, hal yang paling terpenting ketika bermasalah
dengan kartu ATM di mesin ATM adalah
PERTAMA.
JANGAN PERNAH MEMBERITAHU NO PIN KEPADA SIAPAPUN ORANG YANG ADA DI SEKITAR ITU.
BAHKAN OPERATOR BANK PUN TIDAK AKAN PERNAH MEMINTA NO PIN KITA. DAN YANG KEDUA, SEGERA MENGHUBUNGI TEMAN
TERDEKAT AGAR DIA BISA DATANG KE LOKASI SAUDARA. KARENA DUA LEBIH BAIK DARIPADA
SATU DALAM SITUASI GAMANG. KETIGA
KITA DAPAT MEMBLOKIR ATM KITA DENGAN MENGHUBUNGI CALL CENTER RESMI. BUKAN CALL
CENTER YANG ADA DI STIKER ATAU YANG NO-NYA TIDAK SEPERTI NO PERUSAHAAN. KEEMPAT JANGAN MUDAH PERCAYA KEPADA
SIAPAPUN YANG MENAWARKAN PERTOLONGAN KEPADA ANDA DI MESIN ATM, KECUALI SATPAM
ATAU PEGAWAI BANK.
Dimuat juga di Kompasiana.com dan menjadi Headline.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ingin diskusi atau komunikasi lanjut, silahkan tinggalkan alamat e-mail teman.