SELAMAT DATANG SOBAT !!!! Terimakasih telah berkunjung ke ABADIORKES

8.20.2013

HATI-HATI MODUS BARU PENIPUAN DI MESIN ATM

Setelah menjenguk saudara yang sakit karena kecelakaan motor sekitar jam setengah 11 malam pertengahan bulan Juli ini, terletak di dekat Bundaran Rajabasa, yang menjadi pintu kota Bandarlampung, kami makan bersama di warung pecel lele dekat apotik yang telah tutup. Saya dan 3 orang teman saya memang belum makan malam, sehingga kami mampir ke warung pecel lele, untuk mengisi perut. Di warung tersebut, selain dikenyangkan dengan makanan dan sambal terasi, kami juga kenyang dengan diskusi hangat tentang praktek illegal di dunia kedoteran seperti penjualan obat bekas atau mall praktek yang sering dilakukan dokter, sampai kisah over dosis seorang pasien karena diberi perawat obat yang berlebihan. Dan kebetulan nenek dari salah satu teman saya pernah mengalami kasus over dosis di salah satu rumah sakit yang akhirnya telah berpulang sekitar dua bulan yang lalu di Pematang Siantar, Sumatera Utara.


Setikdanya kami berdiskusi selama satu jam lebih. Ujung jarum-jarum jam pada waktu itu pun hampir menuju atas. Dan karena malam telah pekat, kami putuskan untuk mengakhiri diskusi dan pulang ke kosan masing-masing. Namun sebelum pulang, karena lembar-lembar Bank Indonesia sudah tidak ada di dompet, aku putuskan untuk mengambil beberapa lembar di mesin ATM yang lokasinya tidak jauh dari warung tempat kami makan. Aku pun ditemani mengambil uang di mesin ATM itu dengan 3 teman tersebut. Namun, ketika hendak ngambil uang di mesin, hampir saja saya dijebak oleh oknum yang ingin mengambil uang di ATM saya. Untungnya, hal itu tidak terjadi karena oknum tersebut tidak berhasil mempengaruhi kami.

Dan ceritanya berawal dari:

Ketika hendak memasukkan kartu ATM di dalam ruang mesin ATM, hal yang aneh sudah terasa. Tempat memasukkan kartu ATM sedikit kesat sehingga awalnya kartu ATM ku tidak bisa masuk ke dalam secara normal. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dengan tinggi sekitar 168 cm, agak gemuk dan rambutnya hitam, usianya seikitar 30-an tahun. Dia langsung masuk ke ruang mesin ATM sementara aku masih kebingungan karena kartu ATM-ku tidak bisa masuk-masuk ke dalam mesin. Lalu laki-laki yang masuk tadi mengambil kartu ATM-nya yang kebetulan tinggal di atas mesin.

Namun, bagaimana mungkin kartu ATM bisa tertinggal di atas mesin ATM?

Kalau itu tadi kunci atau HP, barangkali masih logis. Namun kalau kartu ATM, sepertinya kurang masuk akal dibuat di atas mesin. Dan inilah awal kecurigaan saya. Lalu dia menanyakan kepada saya: “kenapa, mas?” “Masukin kartunya agak susah,mas.”: jawabku. Lalu dia memasukkan kartu ATM miliknya yang diambilnya tadi dari atas mesin. Setelah dimasukkan ke lubang kartu, ternyata kartu ATM-nya bisa masuk dengan normal. Lalu dia menyuruhku memasukkan kartu ATM-ku kembali. Namun tetap saja tidak bisa. Lalu dia menyarankan agar dipaksa memasukkan kartu ATM-ku. Lalu aku mencoba memasukkan dengan sedikit tekanan, namun tetap saja tidak bisa. Lalu tiba-tiba laki-laki tersebut malah menekan-paksa kartu ATM-ku . Setelah ditekannya hingga kartu ATM-nya nyangkut, dia berkata:”Tunggu saja beberapa menit mas, nanti pasti kartunya masuk sendiri ke dalam.” Lalu di pergi meninggalkanku sendirian di ruang mesin ATM.

Setelah laki-laki tersebut pergi, ada laki-laki kedua, yang postur tubuhnya lebih pendek dari laki-laki pertama, tingginya kira-kira 150 cm dan badannya kurus proporsi. Awalnya dia menunggu beberapa menit di luar, kemudian masuk ke dalam ruang ATM, dan bertanya padaku: “Kenapa mas?” lalu aku menjawab: “Kok kartunya gak bisa keluar mas?”kemudian dia menyuruhku untuk menahan tombol enter + Cancel lalu menekan angka “0” empat kali. Namun tetap saja kartuku tidak keluar-keluar. Kartu itu tetap nyangkut di lubang kartu ATM. Kemudian dia menyuruhku menghubungi no teleponn kantor BNI yang ada di mesin ATM. Call center itu tepat berada di atas layar mesin ATM dibalut stiker putih. Tetapi aku tidak langsung menghubungi no itu. Aku langsung memanggil temanku yang menunggu di luar. Mereka pun datang. Lalu sekali lagi laki-laki kedua itu menyuruh kami menghubungi call center BNI. Tetapi tiba-tiba salah seorang teman saya mengatakan “jangan menghubungi no yang di atas layar mesin. Karena BNI tidak pernah memiliki call center yang dibuat di atas layar mesin apalagi dibalut dengan stiker putih. Kalau mau menghubungi operator BNII, hubungi saja yang no telepon ada di dinding fiber yang diukir. “

Lalu, kami mulai mencoba menghubungi operator BNI. No telepon yang kami gunakan bukan yang ada di stiker putih, melainkan di tembok fiber resmi yang terukir itu. Perlahan pun laki-laki tadi keluar. Lalu tidak beberapa teman saya melihat dia masuk ke dalam mobil AVP hitam. Temanku juga sempat melihat beberapa orang di dalam mobil itu. Kemudian mobil itu melaju dan pergi meninggalkan kami dengan kebingungan mencabut kartu ATM. Ketika saya mencoba menghubungi call center BNI, mereka mengatakan kalau ingin diblokir, saya harus menyebutkan no KTP atau no rekening. Karena kebetulan KTP dan buku tabungan saya tidak dibawa, sehingga pihak BNI agak kesulitan memblokir kartu ATM saya. Oleh karena itu, saya pun pulang sebentar ke kosan untuk mengambil buku tabungan untuk memberitahu  kepada pihak BNI kembali, agar kartu ATM-ku diblokir. Dan setelah saya pulang lalu kembali ke mesin ATM yang berjarak sekitar 5 km dari kosan, saya melihat dari kejauhan ada mobil di sekitar mesin ATM. Dan ketika sampai di mesin, saya melihat ada dua petugas BNI yang telah membongkar mesin untuk mengambil kartu saya. Teman saya langsung menghampiri dan mengatakan kalau kartu saya sudah diambil oleh petugas BNI. Lalu saya menyapa dua petugas itu. Mereka mengatakan kalau di dalam mesin itu selain kartu saya yang nyangkut (ketelan), ada satu kartu lagi yang sudah nyangkut sebelumnya. Dan yang membuat saya lebih kaget lagi, kalau di dalam lubang ATM, ada korek yang sengaja dimasukkan agar ATM yang akan dimasukkan ke dalam tidak bisa masuk. Lalu pegawai BNI tersebut mengatakan kalau, saya hampir saja kena tipu oleh dua orang tadi. Kalau saya sampai menghubungi no telepon yang ada di stiker putih, di atas layar mesin ATM, saya akan diminta no PIN ATM. Dan kalau sudah diminta, yang saya telepon akan mengatakan kalau kartu ATM sya sudah diblokir. Padahal yang saya telepon BUKAN pegawai/operator BNI. Sehingga ketika saya sudah merasa bahwa kartu ATM saya diblokir, saya akan pulang dan para penjahat itu akan mengambil kartu ATM saya, lalu mengambil uang yang ada di dalam. Mereka dengan leluasa akan mengacak-ngacak isi di dalam ATM, karena mereka sudah mengetahui no PIN ATM. Ini adalah kejahatan yang termobilisasi dan termanajemen dengan rapi. Ini adalah kejahatan tim. Pertama, ada orang yang mempraktekkan kalau mesinnya aman-aman saja lalu memaksa kita memasukkan kartu ATM. Kedua, ada orang yang menyuruh kita menghubungi no di stiker putih yang ada di atas layar mesin ATM. Ketiga, ada orang yang akan mengambil kartu ATM kita yang nyangkut, karena kita biarkan teronggok, lantaran kita merasa kalau kartu ATM kita sudah terblokir. Dan keempat, satu lagi, ada supir yang khusus untuk mengemudikan kendaraan (biasanya mobil) para pelaku.

Andai saja saya menghubungi no di stiker putih, atau andai saja saya mengambil uang sendirian, atau andai saja saya tidak tenang menghadapi situasi yang gulanah tersebut, atau andai saja HP saya tidak lobet saat itu, barangkali semua isi di dalam kartu ATM yang sebenarnya tidak banyak itu, bakal menyisahkan digit yang paling minim.

Ternyata modus penipuan dan perampokan halus di mesin ATM biasanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak disangka-sangka. Penampilan mereka yang modis, membuatakan kecurigaan kita. Oleh karena itu, hal yang paling terpenting ketika bermasalah dengan kartu ATM di mesin ATM adalah

PERTAMA. JANGAN PERNAH MEMBERITAHU NO PIN KEPADA SIAPAPUN ORANG YANG ADA DI SEKITAR ITU. BAHKAN OPERATOR BANK PUN TIDAK AKAN PERNAH MEMINTA NO PIN KITA. DAN YANG KEDUA, SEGERA MENGHUBUNGI TEMAN TERDEKAT AGAR DIA BISA DATANG KE LOKASI SAUDARA. KARENA DUA LEBIH BAIK DARIPADA SATU DALAM SITUASI GAMANG. KETIGA KITA DAPAT MEMBLOKIR ATM KITA DENGAN MENGHUBUNGI CALL CENTER RESMI. BUKAN CALL CENTER YANG ADA DI STIKER ATAU YANG NO-NYA TIDAK SEPERTI NO PERUSAHAAN. KEEMPAT JANGAN MUDAH PERCAYA KEPADA SIAPAPUN YANG MENAWARKAN PERTOLONGAN KEPADA ANDA DI MESIN ATM, KECUALI SATPAM ATAU PEGAWAI BANK.

Akhirnya setelah kartu saya diambil oleh pegawai BNI yang datang, saya merasa lega. Mereka tidak bisa langsung memberi kartu ATM kepada saya, karena memang sudah menjadi peraturan bank. Mereka menganjurkan agar besoknya bisa diambil di kantor BNI dengan membawa KTP dan buku tabungan.

Dimuat juga di Kompasiana.com dan menjadi Headline.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ingin diskusi atau komunikasi lanjut, silahkan tinggalkan alamat e-mail teman.