Oleh:
Devi Hairani Dalimunthe
071211920115
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Salah
satu kewajiban siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas adalah ikut
berpatisipasi dalam setiap proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.
kemampuan seorang siswa dalam berpartisipasi setiap proses pembelajaran akan
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yang berlangsung di kelas dan
menciptakan Suasana belajar di kelas lebih hidup dan bermakna.
Partisipasi
di setiap kegiatan pembelajaran di kelas harus merata. Partisipasi di kelas ini
harus dilakukan siswa yang duduk di kelas rendah dan tinggi. Partisipasi siswa
sangat penting dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas. khususnuya yaitu
dalam pelajaran ilmu sosial di kelas V dimana materi-materi pelajarannya
menunutut siswa untuk selalu
berpartisipasi di kelas agar setiap materi pembelajarannya dapat selalu
menempel di pikiran siswa.
Hoofsteed
(1971:13) menyatakan “partisipasi merupakan turut berperan serta dalam suatu
kegiatan, keikiutsertaan dalam suatu kegiatan, peran serta aktif atau prooaktif
dalam suatu kegiatan”. (online). http://suniccome.50webs.com/32konsep
pembelajaran partisipasi.pdf tgl 15 Jan 2010.
Dari
pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan partisipasi menunutut
siswa untuk berperan serta aktif dalam proses belajar mengajar yang berlangsung
di kelas. kemampuan dalam berpartisipasi harus diterapkan siswa dalam setiap
mata pelajaran yang dipelajarinya di kelas. Khususnya dalam belajar IPS.
Sebagaimana yang diketahui bahwa belajar IPS tidaklah mudah bagi siswa SD.
Khususnya siswa kelas V.
Dalam
belajar IPS sorang siswa mkelas V harus berkemamapuan dalam memahami dan
mennghafal hal-hal penting dari materi pelajaran IPS yang sedang diajarkan guru
di kelas dan siswa pun harus memiliki kemauan untuk mengulang kembali
pembelajaran tersebur di rumah. Tidak hanya itu saja, siswa pun harus mampu
berpartisipasi dalam belajar IPS. Apabila siswa kurang berpartisipasi dalam
belajar IPS di kelas maka akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran lebih
lanjut.
Dalam
kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan sebutan KTSP (kurikulum tingkat
satuan pendidikan), yang terdapat istilah kompetensi yang berarti kemampuan
atau pengetahuan serta keterampilan berpikr dan bertindak. Kurikulum 2006
sendiri merupakan standar program pendidikan yang bertujuan menghantarkan siswa
menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan.
Standar
kompetensi yang harus dimiliki siswa kelas V semester II dalam pelajaran IPS
adalah menghargai peranan toloh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan Kompetensi Dasarnya yaitu: 1)
menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan, 2)
menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
Berdasarkan
pernyataan yang didapat dari wali kelas Va SD Negeri 066653 Medan, bahwa dari
26 orang siswa kelas Va yang belajar IPS di kelas terlihat sekitar 76,9% siswa
yang tidak berpartisipasi dalam proses pembelajaran IPS di kelas. ketidakikut
sertaannya siswa dalam berpartisipasi
pada pelajaran IPS dapat dilihat dari siswa yang hanya diam saja di kelas mulai
dari awal sampai selesainya pembelajaran, ada juga siswa yang selalu berbicara
di kelas. Ini dapat dikatakan sebagai siswa yang ribut. Hal yang menyebabkan
siswa ribut dalam pembelajaran IPS adalah siswa kurang berminat dalam belajar
IPS. Kurang berminatnya siswa dalam belajar IPS disebabkan oleh model pembelajaran guru yang monoton maksudnya guru hanya
menggunakan metode ceramah dalam mengajarkan materi IPS pada siswa dan
keterampilan guru dalam membuat media pembelajaran IPS sangat kurang.
Selain
itu, banyak siswa yang beranggapan bahwa belajar IPS mudah karena menurut
mereka belajar IPS cukup hanya mendengarkan penjelasan yang guru berikan.
Pernyataan yang diuraikan di atas, merupakan suatu masalah yang terjadi pada
siswa kelas V saat belajar IPS di kelas. Selain masalah diatas, ada beberapa
masalah yang menyebabkan siswa tidak berpartisipasi dalam belajar IPS seperti
siswa kurang berkemampuan dalam menghafal materi-materi yang penting pada
pembelajaran IPS, siswa malas menjawab soal-soal yang berhubungan dengan IPS
karena membutuhkan jawaban yang panjang dan sumber belajar yang disajikan dalam
pelajaran IPS kurang menarik perhatian siswa. Apabila masalah-masalah tersebut
terus berlanjut maka menyebabkan tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran
IPS akan rendah.
Permasalahan
yang diuraikan di atas, harus dibuat cara untuk mengatasi pembelajaran
tersebut. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan
tindakan pembelajaran di kelas Va. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah
berupa diskusi panel di mana diskusi panel merupakan suatu metode pembelajaran
berkelompok yang di lakukan siswa di dalam kelas untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan guru. Selain metode pembelajaran diskusi panel, tindakan yang lain
dapat di lakukan peneliti adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran berupa
gambar-gambar berwarna yang dibuat peneliti dan media pembelajaran ini
diajarkan sesuai pokok bahasan yang akan dijelaskan peneliti pada siswa sebagai
upaya untuk peningkatan partisipasi belajar siswa kelas Va pada pembelajaran
IPS. Melihat permasalahan yang di uraikan di atas, peneliti merasa segera
mengambil tindakan dengan menawarkan beberapa alternatife solusi untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut.
Beberapa
alternatife solusi yang di tawarkan yaitu : 1) menggunakan metode pembelajaran
yang lebih bervariasi contohnya dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi
panel, 2) penggunaan media pembelajaran IPS berupa gambar, 3) melakukan model
pendekatan individual pada siswa yang kurang berminat belajar IPS.
Dari
beberapa solusi yang di tawarkan di atas, maka solusi yang tepat untuk
meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS yaitu dengan
menggunakan metode pembelajaran diskusi panel. Penggunaan diskusi panel ini di
rasa tepat untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam IPS karena
kegiatan diskusi panel ini memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar
berpartisipasi dalam pembicaraan dengan berusaha menyatakan pendapatnya secara
lisan dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah bersama. Dengan kemampuan
siswa dalam menyatakan pendapat dan pikirannya dalam memecahkan masalah
pembelajaran IPS membuat suasana belajar IPS di kelas menjadi lebih hidup dan
bermakna serta dapat mempertinggi kemampuan berpartisipasi belajar siswa secara
individual, meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran IPS, serta dapat
meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dalam pembelajaran IPS.
Atas
dasar pemikiran di atas, maka peneliti tertarik melakukan Penelitian Tindakan
Kelas untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pelajaran IPS dengan
menetapkan judul :
Upaya
meningkatkan partisipasi belajar siswa melalui kegiatan diskusi panel pada mata
pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 066653 Medan
B. Identifikasi
Masalah
1. Minat
belajar siswa sangat kurang untuk pelajaran IPS
2. Banyak
siswa yang beranggapan bahwa belajar IPS adalah mudah
3. Keaktifan
siswa dalam mengerjakan soal-soal IPS sangat kurang
4. Keikut
sertaan siswa berpartisipasi dalam belajar IPS sangat kurang, ditunjukkan dari
sebagian siswa yang diam dan siswa lainnya ribut di kelas
5. Guru
menggunakan metode pembelajaran yang monoton dalam pembelajaran IPS
6. Materi
dalam pembelajaran IPS terlalu luas sehingga siswa kurang berkemampuan dalam
menghafal materi pembelajaran IPS
7. Guru
kurang terampil dalam membuat media pembelajaran
8. Sumber
belajar yang disajikan dalam pelajaran IPS kurang menarik perhatian siswa
C. Pembatasan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi batasan masalah dalam
penelitian ini yaitu : Upaya meningkatkan partisipasi belajar siswa melalui
kegiatan diskusi panel pada mata pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 066653
Medan.
D. Perumusan
Masalah
Perumusan
masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu: Apakah melalui kegiatan
diskusi panel dapat menigkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPS di kelas V SD Negeri 066653 Medan ?
E. Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menigkatkan partisipasi belajar
siswa melalui kegiatan diskusi panel pada mata pelajaran IPS di Kelas V SD
Negeri 066653 Medan
F. Manfaat
Penelitian
Manfaat penelitian
tindakan kelas ini antara lain :
1.Bagi
siswa, dapat di jadikan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan partisipasi
belajar siswa dengan kegiatan diskusi panel dan dapat meningkatkan semangat
belajar siswa dalam IPS dengan kegiatan diskusi panel
2. Bagi
guru, penelitian ini dapat menjadi alternatife pengajaran dalam meningkatkan
partisipasi belajar siswa dan mengatur keberhasilannya dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar, serta memperoleh wawasan baru dalam hal penggunaan
metode pembelajaran sebagai upaya meningkatkan partisipasi belajar siswa
3.Bagi
sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi sebagai masukan atau
evaluasi guna meningkatkan mutu dan kwalitas pendidikan di sekolah
4.Bagi
peneliti, hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi peneliti sendiri
untuk lebih memahami karakteristik siswa dalam pembelajaran IPS khususnya dalam
menggunakan diskusi panel
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian
Teori
Keterampilan
berbicara merupakan salah satu keterampilan yang terdapat dalam kurikulum di
sekolah. Keterampilan ini erat hubungannya dengan keterampilan berkomunikasi
antara sesama manusia yang bertujuan untuk menyatakan pendapat dan pikiran
secara lisan sehingga tercipta proses percakapan yang menyambung.
Kemampuan
berbicara berlangsung secara teratur mula-mula pada masa balita dan anak-anak.
Belajar berbicara didapat dari lingkungan keluarga. Setelah beranjak remaja dan
dewasa, kemampuan berbicara menjadi meningkat menuju kearah yang lebih baik
karena telah mengalami proses belajar berbicara yang didapat dari lingkungan
sekolah dan tempat tinggal.
Kemampuan
dalam berbicara merupakan suatu pelajaran pokok yang harus di latih oleh siswa
sejak duduk di kelas rendah agar seorang siswa menjadi tanggap dalam menyatakan
pikiran dan hal yang ingin ditanggapinya dalam hal belajar mengajar di kelas.
apabila seorang siswa telah mahir dalam berbicara maka untuk melanjut ke kelas
tinggi akan lebih mudah karena kecakapan siswa dalam berbicara mengenai suatu
hal yang berhubungan dengan pelajarannya akan menunjang prestasi siswa menjadi
lebih baik. Siswa yang telah duduk di kelas tinggi dituntut untuk mampu
berbicara secara lisan dan fasih ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas.
tujuannya untuk menciptakan proses belajar mengajar lebih aktif, kreatif dan
bermanfaat bagi siswa sehingga pelajaran yang didapatnya di kelas dapat
dipahami dan diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah
satu bentuk kemampuan berbicara yang mampu menciptakan suasana belajar mengajar
jadi menyenangkan dan bermakna adalah dengan kegiatan berpartisipasi dalam
proses belajar mengajar di kelas. Karena dengan keaktifannya siswa berperan
serta untuk berpartisipasi akan meningkatkan tingkat pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran yang dipelajarinya di kelas.
Slamet
( 1993:60) menyatakan “partisipasi merupakan suatu bentuk keterlibatan dan
keikutsertaan secara aktif dan sukarela dalam suatu kegiatan tertentu untuk
mencapai tujuan bersama”. http://www.google.com
tanggal 15 Januari 2010. Keikutsertaan aktif siswa dalam belajar ini bukan
hanya di dalam kelas saja tetapi juga di luar kelas, siswa harus berpartisipasi
aktif mengikuti pembelajaran IPS baik yang dilaksanakaan guru di dalam dan di
luar kelas. Contoh kegiatan pembelajaran di luar kelas adalah dengan membuat
hasil kerja bagi siswa seperti menggambar dan membuat kerajinan. Berpartisipasi
tidak hanya dalam pengertian keikut sertaan saja tetapi berpartisipasi dalam
belajar di kelas adalah mampu megikuti setiap proses pembelajaran seperti
bertanya jawab pembelajaran di dalam kelas, mendengarkan penjelasan guru,
memperhatikan guru mengajar, mencatat hasil pembelajaran, menyelesaikan
soal-soal latihan dengan benar dan berinteraksi positif di dalam kelas dengan menciptakan
suasana nyaman dan ramah antar guru dan siswa. Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia, belajar berarti berusaha, berlatih, dan sebagainya supaya mendapat
kepandaian.
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan, parisipasi belajar berarti keikutsertaan
secara aktif dan sukarela dalam mengikuti kegiatan pembelajaran supaya mendapat
kepandaian. Siswa yang berpartisipasi dalam belajar akan mudah menangkap dan
memahami isi dari materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga dapat
memacu prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
Dalam
buku Psikologi Pendidikan (dalam tim dosen, 2009:106), diskusi berarti
pertimbangan pertukaran pikiran, pembicaraan atau masalah. Menurut pendapat
yang dikemukakan oleh Canei (dalam tim dosen, 2008:97) menyatakan bahwa panel
berarti “suatu kelompok kecil (antara 3-6 orang) peserta diskusi dimana para
peserta berinteraksi tatap muka untuk menyampaikan pendapat mereka melalui
bimbingan dari seorang moderator atau ketua. Menurut Rosmala Dewi dalam PTK,
panel suatu kelompok kecil antara 3-6 orang mendiskusikan suatu subyek tetentu,
mereka duduk dalam susunan semi melingkar dihadapkan pada suatu kelompok besar
peserta lainnya. Anggota kelompok lain ini dapat diundang untuk turut
berpartisipasi, yang duduk sebagai panelis adalah orang yang ahli dalam
bidangnya.
Dari
pernyataan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa diskusi panel
merupakan pembicaraan atau pertimbangan tentang suatu topik atau permasalahan
yang menjadi perhatian bersama antara 3-6 orang peserta diskusi dimana para
peserta berinteraksi tatap muka untuk menyampaikan pendapatnya melalui
bimbingan dari seorang moderator.
Landasan
teoritis pembelajaran diskusi panel berasal dari teori kognitif Piaget dan
teori belajar social Vygotsky. Dimana teori kedua tokoh ini menyatakan bahwa sistem
diskui merupakan sentral untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif.
Khususnya pada diskusi panel membantu dalam menetapkan pola partisipasi dan
secara konsekuen memiliki dampak besar terhadap manajemen kelas.
Ada
beberapa pendekatan diskusi panel yang dikemukakan oleh Tjokrodihardjo (2003). http://digilip.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHO1e.dir/doc
tanggal 23 Februari 2010. Pendekatan tersebut terdiri
dari:1) pertukaran resitasi adalah guru meminta siswa mendengarkan informasi
atau topik tertentu, 2) diskusi berdasarkan masalah adalah guru mendorong siswa
mengajukan pertanyaan, 3) diskusi berdasarkan saling berbagi pendapat adalah
membantu siswa mengekspresikan pikiran dan pendapat secara bebas.
Diskusi
Panel memiliki keunggulan dan kelemahan dalam teknik pelaksanaannya,
(Suryosubroto, 1997:185-186 Trianto). Keunggulan diskusi panel yaitu: 1)
pendengar dapat mengikuti perkembangan berpikir panelis, 2) mengemukakan
pandangan yang berbeda-beda, 3) mendapat hasil kesimpulannya, 4) mendorong
analisa kemungkinan, 5) dapat merangsang pemikiran massal secara singkat.
Kelemahan diskusi panel yaitu: 1) mudah tersesat, 2) memungkinkan panelis
berbicara terlalu banyak, 3) tidak memungkinkan semua peserta ambil bagian, 4)
memerlukan moderator yang terampil, 5) membutuhkan waktu dan persiapan yang
cukup.
Diskusi
Panel termasuk metode pembelajaran. Istilah metode secara harafiah “cara”.
Makna umumnya diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
mencapai tujuan tertentu. Istilah metode sangat popular dalam pendidikan karena
proses belajar mengajar merupakan bagian dari pendidikan yang berlangsung di
sekolah dimana sebagai tenaga pendidik, seorang guru harus mampu menggunakan
metode mengajar yang bervariasi agar proses pembelajaran menjadi efektif dan
bermakna. Metode mengajar yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut
metode pembelajaran.
Dalam
buku Strategi Belajar Mengajar (dalam tim dosen, 2008:85-86) diuraikan beberapa
manfaat dari metode pembelajaran yaitu: 1) metode sebagai alat motivasi
ekstrinsik maksudnya adalah metode menempati peranan penting sebagai alat
memotivasi guru mengajar sehingga muncul metode pembelajaran yang bervariasi,
2) metode sebagai alat Strategi Belajar Mengajar maksudnya guru harus memiliki
strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien mengena pada
tujuan yang diharapkan, 3) metode sebagai alat untuk mencapai tujuan dimana
tujuan dari kegiatan Belajar Mengajar adalah komponen metode yang akurat antara
metode dan tujuan harus berjalan selaras. Demikian halnya dengan metode pembelajaran
diskusi panel yang dibahas dalam penelitian ini. Peneliti berharap diskusi
panel menjadi metode mengajar yang mampu mencapai tujuan pembelajaran yaitu
meningkatkan partisipasi belajar siswa kelas V pada pelajaran IPS.
B. Temuan
Penelitian Yang Relevan
Hasil
penelitian terdahulu menghasilkan : 1) Fitriani Rambe, 2010, dalam
penelitiannya membahas faktor-
faktor yang mempengaruhi partisipasi warga
belajar dalam mengikuti program paket B di pusat kegiatan belajar masyarakat
(PKBM) Teladan Medan. Menurut pendapat Burton (dalam Fitriani Rambe, 2010:10-13)
bahwa faktor partisipasi belajar yaitu faktor biologis, faktor psikologis, sosial
ekonomi keluarga, tempat tinggal, suasana belajar, prestasi belajar dan
motivasi, 2) Fahlevi Reza, 2010, dalam penelitiannya membahas mengenai hubungan
motivasi dan partipasi belajar terhadap prestasi belajar warga belajar paket B
di Sanggar Kegiatan Belajar Kota Binjai menurut pendapat Noeng Muhadjo (dalam
Fahlevi Reza, 2010:17) mengemukakan bahwa partisipasi belajar yaitu dilihat
dari kuantitatif seperti minat belajar siswa dan secara kualitatif seperti
kebutuhan belajar siswa.
C. Kerangka
Konseptual
John
Dewey (dalam tim dosen, 2009:99) menyatakan bahwa “siswa belajar untuk
merumuskan dan memecahkan masalah (memberi respon/tanggapan terhadap rangsangan
yang menggambarkan situasi problematik) dengan menggunakan peraturan yang
dikuasainya”. Menurutnya, siswa yang mencapai tingkatan belajar di sekolah, harus
mampu dalam mengidentifikasi permasalahannya yang dihadapinya. Di mana
permasalahannya itu akan dicari solusi mengatasinya. Untuk memudahkan siswa
memecahkan masalah tersebut dibentuk kelompok diskusi kelas dengan menerapkan
pembelajaran diskusi panel yang berguna sebagai alat memotivasi dan
meningkatkan partisipasi belajar siswa saat pembelajaran khususnya pembelajaran
IPS. Metode pembelajaran yang dimaksud ialah diskusi panel.
Dengan
metode pembelajaran diskusi panel diharapkan dapat menghilangkan kebosanan dan
kejenuhan siswa belajar IPS di kelas V karena dengan belajar saling berkelompok
ini, suasana belajar akan lebih menarik dan hidup sehingga motivasi dan
partisipasi siswa terpacu untuk memecahkan masalah pembelajaran IPS di kelas V
sehingga tujuan pembelajaran IPS akan tercapai dengan maksimal.
D. Hipotesis
Tindakan
Jika kegiatan diskusi panel dilkasanakan dengan
efektif dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di
kelas V SD ......................
untuk Bab-bab selanjutnya silahkan isi kolom komentar dan lampirkan alamat e-mail Anda yang aktif.
BalasHapustrims
"Indahnya berbagi"
wah aku mau yuh kak...
BalasHapuse-mailnya apa hid....
HapusBOleh dounk mas bagikan k saya??heehee
BalasHapusminta bab 4 untuk acuan relevan
BalasHapus