Oleh
:
CLARA AGES DELANDA SEMBIRING
NIM 071211920047
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wadah
mencerdaskan kehidupan bangsa sebab melalui pendidikan tercipta sumber daya
manusia terdidik yang mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Demikian juga dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyebutkan bahwa : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang
demokratis dan bertanggung jawab.“
Sejalan dengan Undang-Undang
tersebut, maka kegiatan pembelajaran sangat perlu ditingkatkan lagi, karena
kegiatan pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa dalam proses
belajar. Di dalam proses belajar mengajar tersebut, banyak faktor yang
mempengaruhinya salah satunya yaitu motivasi. Menurut Mc Donald (dalam Soemanto
2006) “Motivasi adalah sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/ pribadi
sesorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi - reaksi dalam usaha
mencapai tujuan.”
Motivasi akan menyebabkan terjadinya
suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut
dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi untuk kemudian
bertindak melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan,
kebutuhan, dan keinginan. Di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi
sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan
inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan
belajar.
Belajar merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan secara sadar dan terencana yang mengarah pada pencapaian tujuan
dari kegiatan belajar yang sudah dirumuskan dan diterapkan sebelumnya.
Tercapainya tujuan belajar seperti yang diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar merupakan suatu gambaran keberhasilan guru mentransfer pengetahuan
siswa. keberhasilan siswa dalam belajar tidak terlepas peran aktif guru yang
mampu memberi motivasi dan menciptakan iklim belajar yang harmonis, kondusif,
menyenangkan serta mampu memberi semangat kepada siswa.
Menurut Thomas F. Staton (dalam
Sardiman 2009) mengemukakan “Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada
dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama
dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan dan dorongan untuk belajar
inilah yang disebut sebagai motivasi.”
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Dasar Negeri No. 104234 Medan
Senembah diperoleh data tentang materi pokok Perpindahan Energi bahwa 60% siswa
tidak tuntas dalam belajar dan 40% siswa tuntas dalam belajar. Dari hasil
wawancara yang dilakukan dengan guru, hanya 16 orang siswa yang tuntas dalam
belajar, yaitu 6 orang siswa mendapat nilai 90, 5 orang siswa dengan nilai 80
dan 5 orang siswa dengan nilai 70. Sedangkan dengan siswa yang tidak tuntas
dalam belajar ada 25 orang siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni
: (1) karena siswa kurang termotivasi dalam belajar Sains, karena siswa lebih
banyak menunggu pembelajaran dari guru dibanding mencari sendiri pengetahuan
dan keterampilan yang mereka butuhkan dan siswa jarang mengulang kembali pokok
bahasan yang sudah dipelajari, kondisi seperti ini tidak akan menumbuh
kembangkan pengetahuan dan wawasan siswa sebagaimana yang diharapkan sehingga
siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal, dan akhirnya melakukan kerja
sama (saling mencontoh). (2) guru juga dinilai kurang kreatif dalam melakukan
inovasi pembelajaran baik dalam pemilihan materi ajar, metode pembelajaran,
sehingga siswa cenderung pasif dan bosan serta kurang termotivasi dalam
menghadapi atmosfer pembelajaran di kelas khususnya untuk belajar sains yang
akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa. (3) karena masih banyak siswa yang
malu untuk bertanya kepada guru tentang masalah - masalah yang dihadapi oleh
siswa tersebut.
Dengan adanya masalah - masalah
tersebut seorang guru seharusnya perlu mengingat bahwa tugas seorang sebagai
pendidik, sebagai pembimbing, peranan guru sebagai pengajar mungkin merupakan
peran yang paling populer selama ini. Guru sebaiknya memberi bimbingan lagi
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Karena guru sebagai informator terutama
berkaitan dengan tugasnya sebagai guru pembimbing dalam memasyarakatkan layanan
bimbingan dan konseling kepada siswa. Guru sebagai fasilitator terutama ketika
dilangsungkannya layanan pembelajaran baik yang bersifat prefentif.
Di dalam proses belajar mengajar,
guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan kondisi dan suasana belajar
yang dapat meningkatkan motivasi belajar. Dalam pembelajaran, guru juga tidak
sekedar memberikan materi pembelajaran tetapi juga sebagai motivator yaitu guru
harus berusaha membuat siswa terdorong dan tertarik akan materi sains. Maka
dari itu, peserta didik perlu diberikan dorongan atau rangsangan agar tumbuh
motivasi pada dirinya untuk belajar.
Di dalam peningkatan mutu pendidikan
pada masa sekarang ini perlu diiringi peningkatan proses belajar mengajar. Di
dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi yang tepat agar
strategi atau metode yang digunakan guru tidak hanya terpusat pada guru dan
monoton sehingga akan terkesan membosankan dan membuat siswa tidak serius
memperhatikan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru khususnya pada mata
pelajaran Sains yang ditunjukkan banyaknya siswa bermain-main, acuh tak acuh,
mengantuk, dan permisi pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
Sains pada umumnya yang dimaksud
adalah Natural Science, dalam Bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan
Alam. Sains diperlukan oleh siswa Sekolah Dasar karena Sains dapat memberikan
iuran untuk tercapainya sebagian dari tujuan pendidikan di Sekolah Dasar. Sains
merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja,
akan tetapi juga mencakup pengetetahuan berupa keterampilan dalam hal melakukan
percobaan dan keingintahuan. Pada umumnya, mata pelajaran Sains dianggap mata
pelajaran yang paling sulit dan membosankan sehingga hal ini akan mengakibatkan
hasil belajar siswa menjadi rendah.
Oleh karena itu, peneliti merasa
perlu melakukan perubahan dalam pembelajaran Sains pada siswa kelas VI SD
Negeri No. 104234 Medan Senembah dengan menggunakan metode atau strategi yang
melibatkan secara aktif dan langsung. Salah satu metode yang dapat dijadikan
alternatif adalah dengan menggunakan Metode Eksperimen.
Metode Eksperimen menekankan pada
kegiatan yang harus dialami oleh siswa, dicari, dan diselidiki sendiri,
kebenaran dari suatu objek. Siswa harus mengalami sendiri dan mengikuti proses
dan bukan hanya percaya atau mengandalkan keterangan guru ataupun penjelasan
yang diuraikan dalam suatu buku pelajaran, yang tidak hanya menghapalkannya
diluar kepala dari buku-buku ataupun catatan yang diperoleh dari gurunya.
Tujuan utama dari metode eksperimen adalah menemukan kebenaran melalui
kesimpulan-kesimpulan yang tepat dari fakta yang dapat diamati atau diperoleh
serta mendidik siswa untuk lebih teliti didalam menganalisa sesuatu yang tidak
begitu saja percaya pada suatu dugaan mengenai sesuatu.
Dari hasil pra penelitian yang
dilakukan oleh peneliti pada bulan Oktober 2010 yang dilaksanakan di SDN 020271
Binjai Timur pada siswa kelas VI pada pelajaran Sains materi pokok Perubahan
Benda membuktikan bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan
metode eksperimen dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.
Dari uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa melalui metode eksperimen siswa akan lebih aktif dalam
melakukan percobaan di kelas serta meyakini kebenarannya setelah melakukan
percobaan suatu objek tersebut secara langsung. Dengan menggunakan metode
eksperimen tersebut, tanggung jawab siswa pun akan semakin terlatih yang
akhirnya akan meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
Sains.
Dari latar belakang tersebut,
penulis merasa tertarik untuk mengadakan suatu penelitian mengenai “Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada Pelajaran
Sains Materi Pokok Perpindahan Energi di Kelas VI SD Negeri No. 104234 Medan
Senembah Kab. Deli Serdang Tahun Ajaran 2010/2011“
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahannya, yaitu ;
1.
Kurangnya pemahaman guru dalam memilih
metode mengajar secara tepat pada suatu pokok bahasan yang akan dibawakan dalam
proses belajar mengajar terutama dalam mata pelajaran Sains.
2.
Kurangnya keseriusan dan semangat anak
didalam mengikuti mata pelajaran Sains yang ditunjukkan banyaknya siswa
bermain-main, acuh tak acuh, mengantuk, permisi pada saat proses pembelajaran
sedang berlangsung.
3.
Kurangnya persaingan diantara siswa
dalam mengerjakan soal-soal saat diberikan tes evaluasi, siswa melakukan kerja
sama (mencontoh).
4.
Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
Sains belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
5.
Kesulitan - kesulitan siswa dalam
memahami mata pelajaran Sains yaitu :
a)
Motivasi belajar Sains yang rendah,
b)
Kemampuan siswa dalam memahami mata
pelajaran masih rendah,
c)
Model yang diterapkan guru di kelas
masih terpusat pada guru dan monoton sehingga terkesan membosankan.
6.
Metode Eksperimen belum digunakan guru
sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat
permasalahan di atas terlalu luas serta keterbatasan waktu dan biaya, maka
peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi
belajar siswa pada materi pokok Perpindahan Energi dengan menggunakan Metode
Eksperimen di kelas VI SD Negeri No. 104234 Medan Senembah Kab. Deli Serdang
Tahun Ajaran 2010/2011.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Apakah dengan menggunakan metode eksperimen dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi pokok perpindahan di kelas VI
SD Negeri No. 104234 Medan Senembah, Kab. Deli Serdang Tahun Ajaran 2010/2011?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar siswa dengan
menggunakan metode eksperimen pada materi pokok Perpindahan Energi di kelas VI SD Negeri No. 104234 Medan
Senembah Kab. Deli Serdang Tahun Ajaran 2010/2011.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat hasil penelitian ini adalah :
1.
Bagi siswa :
ü Untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa pada
materi pokok Perpindahan Energi dalam mata pelajaran Sains di kelas VI
SD Negeri No.104234, Medan Senembah.
ü Dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Bagi guru :
ü Sebagai
bahan pertimbangan bagi guru dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Sains.
ü Guru
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
ü Guru
menjadi aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
3.
Bagi sekolah :
ü Sebagai
bahan informasi bahwa dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
4.
Bagi peneliti :
ü Untuk
menambah wawasan mengenai metode eksperimen sehingga dapat diterapkan dan
sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang
bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ingin diskusi atau komunikasi lanjut, silahkan tinggalkan alamat e-mail teman.