Sebuah kelompok atau lebih tepatnya sekte, bukan organisasi
formal, sederhana, bisa dikatakan konvensional dan sedikit termarjinalkan
bahkan hampir dilupakan, adalah salah satu aliran keagamaan yang cukup tua dan
tata cara kegiatan keagamaannya masih bertahan selama ratusan tahun silam
hingga sekarang. Ialah Katolik Timur atau disebut dengan agama Maronit.
Barangkali ini agama cukup menarik untuk diperbincangkan.
Belakangan agama Maronit menjadi sering ‘disisipkan’ pada
dialog pembicaraan tentang konflik yang terjadi di Lebanon. Maronit memiliki
‘peran’ dalam lingkaran konflik SARA yang terjadi di Lebanon. Hal ini lebih
disebabkan karena Maronit memiliki tapak tilas yang panjang di Lebanon.
Agama Maronit memiliki dasar yang hampir mirip dengan ajaran
Katolik sehingga Maronit disebut juga sebagai agama Katolik TImur. Maronit muncul
pertama sekali diawali dari penghormatan orang-orang kepada seorang biarawan
yang dianggap memiliki kehidupan asketik, biarawan Maron. Tahun 410, untuk mengenang
kematiannya itulah, orang-orang di Anthiokia membuat suatu gereja yang
dinamakan Gereja Maronit. Namun pada tahun 451, terjadi peristiwa pembantaian
di anthiokian yang melibatkan kaum monofisit Anthiokia yang membunuh sekitar
350 biarawan. Dampaknya, para kaum maronit terpaksa harus mengungsi ke
pegunungan Lebanon. Dan sampai sekarang ini, agama Maronit masih bertahan
sampai sekarang dengan ke-khasannya.
Katolik Maronit dipimpin oleh seorang Patriark. Dan patriark
pertama MAronit adalah Yohanes Maron yang terpilih pada tahun 685. Pada
awalnya, Maronit adalah agama Katolik yang menggunakan bahasa Aram (bahasa
zaman Yesus) sebagai bahasa ibadah. Dan seiring perkembangan zaman, Maronit
menggantinya dengan bahasa Arab sejak abad ke-18.
Lebanon yang memiliki agama Maronit di Timur tengah yang
identik dengan warna ‘hijau’ setidaknya mendapat tekanan dari beberapa oknum
yang mencoba menginvasi agama tersebut. Pra-Perang Salib sampai sekarang,
Maronit selalu mendapat tekanan yang dianggap mereka sebagai tantangan
mengikuti Yesus.
Maronit semakin ‘unik’ karena merupakan agama Kristen
Katolik satu-satunya yang masih menggunakan bahasa Aram pada proses Misa
mereka. Namun kita tidak tahu sampai kapan Maronit bisa bertahan dengan
kepolosan dan keyakinan mereka karena konflik di timur tengah semakin meninggi
dan akan mempengaruhi Maronit sendiri.
Semoga Tuhan selalu memberkati saudara – saudara kita di
sana.
UOUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ingin diskusi atau komunikasi lanjut, silahkan tinggalkan alamat e-mail teman.