SELAMAT DATANG SOBAT !!!! Terimakasih telah berkunjung ke ABADIORKES

11.03.2012

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA MELALUI KEGIATAN DISKUSI PANEL PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD-------------


Oleh:
Devi Hairani Dalimunthe
071211920115




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu kewajiban siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas adalah ikut berpatisipasi dalam setiap proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. kemampuan seorang siswa dalam berpartisipasi setiap proses pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yang berlangsung di kelas dan menciptakan Suasana belajar di kelas lebih hidup dan bermakna.


Partisipasi di setiap kegiatan pembelajaran di kelas harus merata. Partisipasi di kelas ini harus dilakukan siswa yang duduk di kelas rendah dan tinggi. Partisipasi siswa sangat penting dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas. khususnuya yaitu dalam pelajaran ilmu sosial di kelas V dimana materi-materi pelajarannya menunutut siswa untuk selalu  berpartisipasi di kelas agar setiap materi pembelajarannya dapat selalu menempel di pikiran siswa.
Hoofsteed (1971:13) menyatakan “partisipasi merupakan turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikiutsertaan dalam suatu kegiatan, peran serta aktif atau prooaktif dalam suatu kegiatan”. (online). http://suniccome.50webs.com/32konsep pembelajaran partisipasi.pdf tgl 15 Jan 2010.
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan partisipasi menunutut siswa untuk berperan serta aktif dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas. kemampuan dalam berpartisipasi harus diterapkan siswa dalam setiap mata pelajaran yang dipelajarinya di kelas. Khususnya dalam belajar IPS. Sebagaimana yang diketahui bahwa belajar IPS tidaklah mudah bagi siswa SD. Khususnya siswa kelas V.

Dalam belajar IPS sorang siswa mkelas V harus berkemamapuan dalam memahami dan mennghafal hal-hal penting dari materi pelajaran IPS yang sedang diajarkan guru di kelas dan siswa pun harus memiliki kemauan untuk mengulang kembali pembelajaran tersebur di rumah. Tidak hanya itu saja, siswa pun harus mampu berpartisipasi dalam belajar IPS. Apabila siswa kurang berpartisipasi dalam belajar IPS di kelas maka akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran lebih lanjut.

Dalam kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan sebutan KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan), yang terdapat istilah kompetensi yang berarti kemampuan atau pengetahuan serta keterampilan berpikr dan bertindak. Kurikulum 2006 sendiri merupakan standar program pendidikan yang bertujuan menghantarkan siswa menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan.
Standar kompetensi yang harus dimiliki siswa kelas V semester II dalam pelajaran IPS adalah menghargai peranan toloh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan Kompetensi Dasarnya yaitu: 1) menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan, 2) menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Berdasarkan pernyataan yang didapat dari wali kelas Va SD Negeri 066653 Medan, bahwa dari 26 orang siswa kelas Va yang belajar IPS di kelas terlihat sekitar 76,9% siswa yang tidak berpartisipasi dalam proses pembelajaran IPS di kelas. ketidakikut sertaannya siswa dalam  berpartisipasi pada pelajaran IPS dapat dilihat dari siswa yang hanya diam saja di kelas mulai dari awal sampai selesainya pembelajaran, ada juga siswa yang selalu berbicara di kelas. Ini dapat dikatakan sebagai siswa yang ribut. Hal yang menyebabkan siswa ribut dalam pembelajaran IPS adalah siswa kurang berminat dalam belajar IPS. Kurang berminatnya siswa dalam belajar IPS disebabkan oleh model pembelajaran  guru yang monoton maksudnya guru hanya menggunakan metode ceramah dalam mengajarkan materi IPS pada siswa dan keterampilan guru dalam membuat media pembelajaran IPS sangat kurang. 
Selain itu, banyak siswa yang beranggapan bahwa belajar IPS mudah karena menurut mereka belajar IPS cukup hanya mendengarkan penjelasan yang guru berikan. Pernyataan yang diuraikan di atas, merupakan suatu masalah yang terjadi pada siswa kelas V saat belajar IPS di kelas. Selain masalah diatas, ada beberapa masalah yang menyebabkan siswa tidak berpartisipasi dalam belajar IPS seperti siswa kurang berkemampuan dalam menghafal materi-materi yang penting pada pembelajaran IPS, siswa malas menjawab soal-soal yang berhubungan dengan IPS karena membutuhkan jawaban yang panjang dan sumber belajar yang disajikan dalam pelajaran IPS kurang menarik perhatian siswa. Apabila masalah-masalah tersebut terus berlanjut maka menyebabkan tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS akan rendah.

Permasalahan yang diuraikan di atas, harus dibuat cara untuk mengatasi pembelajaran tersebut. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan tindakan pembelajaran di kelas Va. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah berupa diskusi panel di mana diskusi panel merupakan suatu metode pembelajaran berkelompok yang di lakukan siswa di dalam kelas untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Selain metode pembelajaran diskusi panel, tindakan yang lain dapat di lakukan peneliti adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran berupa gambar-gambar berwarna yang dibuat peneliti dan media pembelajaran ini diajarkan sesuai pokok bahasan yang akan dijelaskan peneliti pada siswa sebagai upaya untuk peningkatan partisipasi belajar siswa kelas Va pada pembelajaran IPS. Melihat permasalahan yang di uraikan di atas, peneliti merasa segera mengambil tindakan dengan menawarkan beberapa alternatife solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Beberapa alternatife solusi yang di tawarkan yaitu : 1) menggunakan metode pembelajaran yang lebih bervariasi contohnya dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi panel, 2) penggunaan media pembelajaran IPS berupa gambar, 3) melakukan model pendekatan individual pada siswa yang kurang berminat belajar IPS.

Dari beberapa solusi yang di tawarkan di atas, maka solusi yang tepat untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi panel. Penggunaan diskusi panel ini di rasa tepat untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam IPS karena kegiatan diskusi panel ini memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan dengan berusaha menyatakan pendapatnya secara lisan dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah bersama. Dengan kemampuan siswa dalam menyatakan pendapat dan pikirannya dalam memecahkan masalah pembelajaran IPS membuat suasana belajar IPS di kelas menjadi lebih hidup dan bermakna serta dapat mempertinggi kemampuan berpartisipasi belajar siswa secara individual, meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran IPS, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dalam pembelajaran IPS.

Atas dasar pemikiran di atas, maka peneliti tertarik melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pelajaran IPS dengan menetapkan judul :
Upaya meningkatkan partisipasi belajar siswa melalui kegiatan diskusi panel pada mata pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 066653 Medan  

B.     Identifikasi Masalah

1.      Minat belajar siswa sangat kurang untuk pelajaran IPS
2.      Banyak siswa yang beranggapan bahwa belajar IPS adalah mudah
3.      Keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal IPS sangat kurang
4.      Keikut sertaan siswa berpartisipasi dalam belajar IPS sangat kurang, ditunjukkan dari sebagian siswa yang diam dan siswa lainnya ribut di kelas
5.      Guru menggunakan metode pembelajaran yang monoton dalam pembelajaran IPS
6.      Materi dalam pembelajaran IPS terlalu luas sehingga siswa kurang berkemampuan dalam menghafal materi pembelajaran IPS
7.      Guru kurang terampil dalam membuat media pembelajaran
8.      Sumber belajar yang disajikan dalam pelajaran IPS kurang menarik perhatian siswa


 C.     Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu : Upaya meningkatkan partisipasi belajar siswa melalui kegiatan diskusi panel pada mata pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 066653 Medan.


D.    Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu: Apakah melalui kegiatan diskusi panel dapat menigkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 066653 Medan ?


E.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menigkatkan partisipasi belajar siswa melalui kegiatan diskusi panel pada mata pelajaran IPS di Kelas V SD Negeri 066653 Medan 


F.      Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tindakan kelas ini antara lain :
1.Bagi siswa, dapat di jadikan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dengan kegiatan diskusi panel dan dapat meningkatkan semangat belajar siswa dalam IPS dengan kegiatan diskusi panel
2. Bagi guru, penelitian ini dapat menjadi alternatife pengajaran dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa dan mengatur keberhasilannya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, serta memperoleh wawasan baru dalam hal penggunaan metode pembelajaran sebagai upaya meningkatkan partisipasi belajar siswa
3.Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi sebagai masukan atau evaluasi guna meningkatkan mutu dan kwalitas pendidikan di sekolah
4.Bagi peneliti, hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi peneliti sendiri untuk lebih memahami karakteristik siswa dalam pembelajaran IPS khususnya dalam menggunakan diskusi panel


BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.    Kajian Teori

Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan yang terdapat dalam kurikulum di sekolah. Keterampilan ini erat hubungannya dengan keterampilan berkomunikasi antara sesama manusia yang bertujuan untuk menyatakan pendapat dan pikiran secara lisan sehingga tercipta proses percakapan yang menyambung.
Kemampuan berbicara berlangsung secara teratur mula-mula pada masa balita dan anak-anak. Belajar berbicara didapat dari lingkungan keluarga. Setelah beranjak remaja dan dewasa, kemampuan berbicara menjadi meningkat menuju kearah yang lebih baik karena telah mengalami proses belajar berbicara yang didapat dari lingkungan sekolah dan tempat tinggal.
Kemampuan dalam berbicara merupakan suatu pelajaran pokok yang harus di latih oleh siswa sejak duduk di kelas rendah agar seorang siswa menjadi tanggap dalam menyatakan pikiran dan hal yang ingin ditanggapinya dalam hal belajar mengajar di kelas. apabila seorang siswa telah mahir dalam berbicara maka untuk melanjut ke kelas tinggi akan lebih mudah karena kecakapan siswa dalam berbicara mengenai suatu hal yang berhubungan dengan pelajarannya akan menunjang prestasi siswa menjadi lebih baik. Siswa yang telah duduk di kelas tinggi dituntut untuk mampu berbicara secara lisan dan fasih ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas. tujuannya untuk menciptakan proses belajar mengajar lebih aktif, kreatif dan bermanfaat bagi siswa sehingga pelajaran yang didapatnya di kelas dapat dipahami dan diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu bentuk kemampuan berbicara yang mampu menciptakan suasana belajar mengajar jadi menyenangkan dan bermakna adalah dengan kegiatan berpartisipasi dalam proses belajar mengajar di kelas. Karena dengan keaktifannya siswa berperan serta untuk berpartisipasi akan meningkatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya di kelas.
Slamet ( 1993:60) menyatakan “partisipasi merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan secara aktif dan sukarela dalam suatu kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan bersama”. http://www.google.com tanggal 15 Januari 2010. Keikutsertaan aktif siswa dalam belajar ini bukan hanya di dalam kelas saja tetapi juga di luar kelas, siswa harus berpartisipasi aktif mengikuti pembelajaran IPS baik yang dilaksanakaan guru di dalam dan di luar kelas. Contoh kegiatan pembelajaran di luar kelas adalah dengan membuat hasil kerja bagi siswa seperti menggambar dan membuat kerajinan. Berpartisipasi tidak hanya dalam pengertian keikut sertaan saja tetapi berpartisipasi dalam belajar di kelas adalah mampu megikuti setiap proses pembelajaran seperti bertanya jawab pembelajaran di dalam kelas, mendengarkan penjelasan guru, memperhatikan guru mengajar, mencatat hasil pembelajaran, menyelesaikan soal-soal latihan dengan benar dan berinteraksi positif di dalam kelas dengan menciptakan suasana nyaman dan ramah antar guru dan siswa. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, belajar berarti berusaha, berlatih, dan sebagainya supaya mendapat kepandaian.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, parisipasi belajar berarti keikutsertaan secara aktif dan sukarela dalam mengikuti kegiatan pembelajaran supaya mendapat kepandaian. Siswa yang berpartisipasi dalam belajar akan mudah menangkap dan memahami isi dari materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga dapat memacu prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
Dalam buku Psikologi Pendidikan (dalam tim dosen, 2009:106), diskusi berarti pertimbangan pertukaran pikiran, pembicaraan atau masalah. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Canei (dalam tim dosen, 2008:97) menyatakan bahwa panel berarti “suatu kelompok kecil (antara 3-6 orang) peserta diskusi dimana para peserta berinteraksi tatap muka untuk menyampaikan pendapat mereka melalui bimbingan dari seorang moderator atau ketua. Menurut Rosmala Dewi dalam PTK, panel suatu kelompok kecil antara 3-6 orang mendiskusikan suatu subyek tetentu, mereka duduk dalam susunan semi melingkar dihadapkan pada suatu kelompok besar peserta lainnya. Anggota kelompok lain ini dapat diundang untuk turut berpartisipasi, yang duduk sebagai panelis adalah orang yang ahli dalam bidangnya.

Dari pernyataan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa diskusi panel merupakan pembicaraan atau pertimbangan tentang suatu topik atau permasalahan yang menjadi perhatian bersama antara 3-6 orang peserta diskusi dimana para peserta berinteraksi tatap muka untuk menyampaikan pendapatnya melalui bimbingan dari seorang moderator.
Landasan teoritis pembelajaran diskusi panel berasal dari teori kognitif Piaget dan teori belajar social Vygotsky. Dimana teori kedua tokoh ini menyatakan bahwa sistem diskui merupakan sentral untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif. Khususnya pada diskusi panel membantu dalam menetapkan pola partisipasi dan secara konsekuen memiliki dampak besar terhadap manajemen kelas.

Ada beberapa pendekatan diskusi panel yang dikemukakan oleh Tjokrodihardjo (2003). http://digilip.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHO1e.dir/doc tanggal 23 Februari 2010. Pendekatan tersebut terdiri dari:1) pertukaran resitasi adalah guru meminta siswa mendengarkan informasi atau topik tertentu, 2) diskusi berdasarkan masalah adalah guru mendorong siswa mengajukan pertanyaan, 3) diskusi berdasarkan saling berbagi pendapat adalah membantu siswa mengekspresikan pikiran dan pendapat secara bebas.
Diskusi Panel memiliki keunggulan dan kelemahan dalam teknik pelaksanaannya, (Suryosubroto, 1997:185-186 Trianto). Keunggulan diskusi panel yaitu: 1) pendengar dapat mengikuti perkembangan berpikir panelis, 2) mengemukakan pandangan yang berbeda-beda, 3) mendapat hasil kesimpulannya, 4) mendorong analisa kemungkinan, 5) dapat merangsang pemikiran massal secara singkat. Kelemahan diskusi panel yaitu: 1) mudah tersesat, 2) memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak, 3) tidak memungkinkan semua peserta ambil bagian, 4) memerlukan moderator yang terampil, 5) membutuhkan waktu dan persiapan yang cukup.
Diskusi Panel termasuk metode pembelajaran. Istilah metode secara harafiah “cara”. Makna umumnya diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Istilah metode sangat popular dalam pendidikan karena proses belajar mengajar merupakan bagian dari pendidikan yang berlangsung di sekolah dimana sebagai tenaga pendidik, seorang guru harus mampu menggunakan metode mengajar yang bervariasi agar proses pembelajaran menjadi efektif dan bermakna. Metode mengajar yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut metode pembelajaran.

Dalam buku Strategi Belajar Mengajar (dalam tim dosen, 2008:85-86) diuraikan beberapa manfaat dari metode pembelajaran yaitu: 1) metode sebagai alat motivasi ekstrinsik maksudnya adalah metode menempati peranan penting sebagai alat memotivasi guru mengajar sehingga muncul metode pembelajaran yang bervariasi, 2) metode sebagai alat Strategi Belajar Mengajar maksudnya guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien mengena pada tujuan yang diharapkan, 3) metode sebagai alat untuk mencapai tujuan dimana tujuan dari kegiatan Belajar Mengajar adalah komponen metode yang akurat antara metode dan tujuan harus berjalan selaras.  Demikian halnya dengan metode pembelajaran diskusi panel yang dibahas dalam penelitian ini. Peneliti berharap diskusi panel menjadi metode mengajar yang mampu mencapai tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan partisipasi belajar siswa kelas V pada pelajaran IPS.


B.     Temuan Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu menghasilkan : 1) Fitriani Rambe, 2010, dalam penelitiannya membahas faktor-
faktor yang mempengaruhi partisipasi warga belajar dalam mengikuti program paket B di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Teladan Medan. Menurut pendapat Burton (dalam Fitriani Rambe, 2010:10-13) bahwa faktor partisipasi belajar yaitu faktor biologis, faktor psikologis, sosial ekonomi keluarga, tempat tinggal, suasana belajar, prestasi belajar dan motivasi, 2) Fahlevi Reza, 2010, dalam penelitiannya membahas mengenai hubungan motivasi dan partipasi belajar terhadap prestasi belajar warga belajar paket B di Sanggar Kegiatan Belajar Kota Binjai menurut pendapat Noeng Muhadjo (dalam Fahlevi Reza, 2010:17) mengemukakan bahwa partisipasi belajar yaitu dilihat dari kuantitatif seperti minat belajar siswa dan secara kualitatif seperti kebutuhan belajar siswa.


C.     Kerangka Konseptual

John Dewey (dalam tim dosen, 2009:99) menyatakan bahwa “siswa belajar untuk merumuskan dan memecahkan masalah (memberi respon/tanggapan terhadap rangsangan yang menggambarkan situasi problematik) dengan menggunakan peraturan yang dikuasainya”. Menurutnya, siswa yang mencapai tingkatan belajar di sekolah, harus mampu dalam mengidentifikasi permasalahannya yang dihadapinya. Di mana permasalahannya itu akan dicari solusi mengatasinya. Untuk memudahkan siswa memecahkan masalah tersebut dibentuk kelompok diskusi kelas dengan menerapkan pembelajaran diskusi panel yang berguna sebagai alat memotivasi dan meningkatkan partisipasi belajar siswa saat pembelajaran khususnya pembelajaran IPS. Metode pembelajaran yang dimaksud ialah diskusi panel.

Dengan metode pembelajaran diskusi panel diharapkan dapat menghilangkan kebosanan dan kejenuhan siswa belajar IPS di kelas V karena dengan belajar saling berkelompok ini, suasana belajar akan lebih menarik dan hidup sehingga motivasi dan partisipasi siswa terpacu untuk memecahkan masalah pembelajaran IPS di kelas V sehingga tujuan pembelajaran IPS akan tercapai dengan maksimal.


D.    Hipotesis Tindakan
Jika kegiatan diskusi panel dilkasanakan dengan efektif dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V SD ......................

5 komentar:

  1. untuk Bab-bab selanjutnya silahkan isi kolom komentar dan lampirkan alamat e-mail Anda yang aktif.

    trims

    "Indahnya berbagi"

    BalasHapus
  2. BOleh dounk mas bagikan k saya??heehee

    BalasHapus
  3. minta bab 4 untuk acuan relevan

    BalasHapus

Jika ingin diskusi atau komunikasi lanjut, silahkan tinggalkan alamat e-mail teman.