SELAMAT DATANG SOBAT !!!! Terimakasih telah berkunjung ke ABADIORKES

7.14.2011

Guru bertinju ada di sekolah



Guru bertinju


PAMEKASAN — Cahyono (35), guru olahraga di SMPN 7 Pamekasan, Madura, Jawa Timur, terlibat adu jotos dengan Busiri (44), pegawai lepas harian (PLH), di sekolah tersebut, Rabu (13/7/2011).

Akibatnya, keduanya mengalami luka lebam. Cahyono mengalami lebam di bagian dada serta bajunya compang-camping, sementara Busiri mengalami benjol di bagian dahi.

Peristiwa itu terjadi saat keduanya akan menghadiri rapat persiapan pelaksanaan tahun ajaran baru di sekolah. Semua guru dan staf tata usaha sudah hadir di ruang laboratorium sekolah, tempat rapat digelar.


Begitu tiba, Cahyono akan duduk di bagian belakang. Rapat belum dimulai ketika tiba-tiba Busiri masuk dengan langkah tergesa. Tanpa mengucap salam, dia langsung menghajar Cahyono. Perkelahian pun tak bisa dihindari.


Perkelahian itu sempat berlangsung selama beberapa menit sebelum dilerai guru-guru lain. Beberapa di antaranya kemudian melapor ke polisi dan Kepala Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan Pamekasan.

"Kami minta kepada guru yang lain agar cepat melerai, takut sampai parah," kata Kepala SMPN 7 Pamekasan Syamsul Arifin.

Beberapa saat setelah usai perkelahian, tiba-tiba sekelompok orang yang mengaku keluarga Busiri mendatangi SMPN 7 Pamekasan. Mereka tidak terima atas pemukulan yang dilakukan oleh Cahyono. Beruntung, Syamsul Arifin dan beberapa guru lain berhasil meredam amarah mereka.

Perkelahian itu, menurut Symasul Arifin, dipicu dendam lama di antara keduanya. Cahyono dan Busiri saling tuduh pencuri atas hilangnya televisi 21 inci milik sekolah pada tahun 2004. Bahkan sebelumnya, keduanya sempat akan berkelahi, tetapi belum sempat terjadi.

Cahyono mengambil duduk di bagian belakang. Rapat belum dimulai ketika tiba-tiba Busiri masuk dengan langkah tergesa. Tanpa mengucap salam, dia langsung menghajar Cahyono. Perkelahian pun tak bisa dihindari.


"Sudah kami coba untuk mempertemukan mereka. Namun, keduanya tidak pernah akur," ujar Syamsul Arifin.

Kepada Kompas.com, Kapolres Pamekasan AKP Mustaghfir menuturkan, perkelahian tersebut diupayakan selesai dengan cara kekeluargaan saja karena keduanya adalah tenaga kependidikan.

"Kami akan memfasilitasi mereka agar bisa damai," ungkap Mustaghfir.

sumber : Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ingin diskusi atau komunikasi lanjut, silahkan tinggalkan alamat e-mail teman.